Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marinir AS Dipecat Setelah Beberkan Aib Petinggi Militer dalam Tangani Afghanistan

Kompas.com - 31/08/2021, 20:41 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber CNN,Fox News

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Korps Marinir AS Letnan Kolonel Stuart Scheller dicopot dari komando setelah dia mengunggah video kritikan untuk para pemimpin militer dalam menangani situasi di Afghanistan.

Scheller mengunggah video ke halaman Facebooknya pada Kamis (26/8/2021). Stuart Scheller adalah perwira Marinir yang bertugas di Afghanistan dan Irak.

"Orang-orang kesal karena para pemimpin senior mereka mengecewakan dan tidak ada dari mereka yang mengangkat tangan dan menerima pertanggungjawaban atau mengatakan, 'kami mengacaukan ini'," kata Scheller, seperti yang dilansir dari CNN pada Sabtu (28/8/2021).

Baca juga: Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Afghanistan Tanpa Jaminan Zona Aman

Seperti diketahui, penarikan pasukan AS secara tergesa-gesa dari Afghanistan pada awal Agustus mendorong Taliban dengan cepat menguasai negara yang tidak siap dengan menghadapi agresi sporadis.

Ia mengungkapkan bahwa tidak ada dari para petinggi militer dalam forum yang memberikan peringatan, "Hei, itu ide buruk untuk mengevakuasi Lapangan Terbang Bagram, sebuah pangkalan udara strategis, sebelum kita mengevakuasi semua orang",  seperti yang dikutip dari Fox News pada Minggu (29/8/2021).

"Apakah ada yang melakukan itu? Dan ketika Anda tidak berpikir untuk melakukan itu, apakah ada yang mengangkat tangan dan berkata, 'Kami benar-benar mengacaukannya?'" ungkapnya soal penarikan pasukan AS dari Afghanistan sebelum Taliban secepat kilat menjatuhkan pemerintahan.  

Dalam video tersebut, ia menyatakan "bersedia membuang semuanya" yang menjadi haknya di korp Marinir untuk "menuntut akuntabilitas" kepemimpinan militer dihadapan publik.

"Saya bisa bertahan di Korps Marinir selama 3 tahun lagi, tetapi saya tidak berpikir itu jalan saya. Saya mengundurkan diri dari komisi saya sebagai Marinir Amerika, efektif sekarang," ujarnya.

Baca juga: Jenderal AS Ini Jadi Tentara Terakhir yang Meninggalkan Afghanistan

Setelah video diunggah, juru bicara Korps Marinir Mayor Jim Stenger mengatakan pada Jumat (27/8/2021) bahwa Scheller telah dicopot dari komando "karena kehilangan kepercayaan dan keyakinan pada kemampuannya untuk memimpin."

"Ini jelas merupakan waktu yang emosional bagi banyak Marinir, dan kami mendorong siapa pun yang berjuang sekarang untuk mencari konseling atau berbicara dengan sesama Marinir," kata Stenger.

"Ada forum di mana para pemimpin Marinir dapat mengatasi ketidaksepakatan mereka dengan rantai komando, tetapi bukan media sosial," imbuhnya.

Scheller menulis lagi dalam sebuah unggahan Facebook pada Jumat (27/8/2021) setelah merasa lega bahwa "rantai komando saya melakukan persis apa yang akan saya lakukan...jika saya berada di posisi mereka."

Baca juga: Kisah Perang Afghanistan: Kronologi Invasi AS hingga Penarikan Pasukan

"Saya tidak akan membuat pernyataan apa pun selain apa yang ada di platform sosial saya sampai saya keluar dari Korps Marinir Amerika yang memiliki banyak masalah...tapi, ini rumah saya," tulisnya menerima dengan senang hati pencopotan jabatannya.

Video Scheller diunggah pada hari yang sama ketika 13 anggota militer AS dan lebih dari 170 lainnya tewas dalam serangan di luar bandara Kabul, menurut Pentagon dan Kementerian Kesehatan Masyarakat Afghanistan.

"Ke-13 anggota layanan kami yang hilangkan adalah pahlawan yang membuat pengorbanan tertinggi dalam pelayanan cita-cita tertinggi Amerika kami dan sambil menyelamatkan nyawa orang lain," kata Presiden Joe Biden dalam sebuah pernyataan hari Sabtu.

"Keberanian dan ketidakegoisan mereka telah memungkinkan lebih dari 117.000 orang yang berisiko mencapai keselamatan sejauh ini. Semoga Tuhan melindungi pasukan kita dan semua yang berjaga di hari-hari berbahaya ini," harapnya.

Baca juga: Pemimpin Veteran Afghanistan Berencana Temui Taliban untuk Bentuk Front Baru Penentu Pemerintahan Selanjutnya

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Global
[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

Global
Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Global
Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com