Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Dr Marcel Petiot, Psikopat Sinting Pembantai Yahudi di Perancis

Kompas.com - 08/08/2021, 14:10 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

KOMPAS.com - “Benar-benar gratis!” tulis iklan itu. “Horoskop pribadi Anda. Dokumen sepuluh halaman,” lanjutnya.

Saat itu, 16 April 1968. Iklan yang diterbitkan di surat kabar Perancis itu, mengundang pembaca untuk mengambil bagian dalam eksperimen khusus.

Yang harus dilakukan hanyalah mengirimkan nama, alamat, tanggal dan tempat lahir.

Kemudian, peserta akan menerima 10 halaman ramalan bintang dan profil kepribadian.

Baca juga: Ini Alasan Mengapa Wanita Suka Baca Ramalan Bintang

Dilansir History Extra, banyak peserta selanjutnya
sangat terkesan dengan akurasi luar biasa dari profil kepribadian yang dikirimkan.

Mereka pun menulis kembali untuk mengatakannya.

Secara keseluruhan, 94 persen responden menyatakan puas dengan hasilnya--meskipun semua orang sebenarnya menerima dokumen yang sama.

Orang di balik semua itu adalah psikolog Michel Gauquelin. Dirinya menugaskan seorang peramal profesional untuk membuat bagan dan interpretasi untuk orang-orang.

Salah satu yang diramal, adalah sosok yang lahir di Auxerre pada pukul 3 pagi tanggal 17 Januari 1897.

Orang yang "sangat istimewa" itu tumbuh menjadi Dr Marcel Petiot.

Dan dia, saat tumbuh besar, dikenal sebagai pembunuh berantai di Prancis pada masa perang yang membunuh lebih dari 60 orang.

Baca juga: Menunggu Jadwal Hukuman Mati, Pembunuh Berantai Ini Meninggal di Rumah Sakit

Dilansir Murderpedia, dari tahun 1942 hingga 1944, Marcel telah membunuh 27 orang di rumahnya.

Pembunuhan tersebut juga terjadi saat Perang Dunia II, di mana komunitas Yahudi sedang terancam akibat pembantaian Partai Nazi Jerman.

Dari laporan kepolisian, seorang psikiater pernah mendiagnosis Marcel menderita penyakit jiwa pada 26 Maret 1914.

Dia lantas dikeluarkan dari sekolah. Lalu selama Perang Dunia I, Marcel direkrut menjadi tentara Perancis, yang juga mencatat bahwa Marcel menunjukkan gejala gangguan mental.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hampir 100 Truk Bantuan Masuk Gaza lewat Dermaga AS

Hampir 100 Truk Bantuan Masuk Gaza lewat Dermaga AS

Global
Presiden Perancis dan Para Menteri Arab Bahas Pendirian Negara Palestina

Presiden Perancis dan Para Menteri Arab Bahas Pendirian Negara Palestina

Global
Usai Keputusan ICJ, Warga Palestina Ingin Tindakan, Bukan Kata-kata

Usai Keputusan ICJ, Warga Palestina Ingin Tindakan, Bukan Kata-kata

Global
[POPULER GLOBAL] Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah | Cerita Ayah Tak Mampu Beli iPhone bagi Putrinya

[POPULER GLOBAL] Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah | Cerita Ayah Tak Mampu Beli iPhone bagi Putrinya

Global
ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

Global
Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Global
Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Global
Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Global
Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Global
Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Global
Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Global
Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Internasional
Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Internasional
China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

Global
Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com