KOMPAS.com - “Benar-benar gratis!” tulis iklan itu. “Horoskop pribadi Anda. Dokumen sepuluh halaman,” lanjutnya.
Saat itu, 16 April 1968. Iklan yang diterbitkan di surat kabar Perancis itu, mengundang pembaca untuk mengambil bagian dalam eksperimen khusus.
Yang harus dilakukan hanyalah mengirimkan nama, alamat, tanggal dan tempat lahir.
Kemudian, peserta akan menerima 10 halaman ramalan bintang dan profil kepribadian.
Baca juga: Ini Alasan Mengapa Wanita Suka Baca Ramalan Bintang
Dilansir History Extra, banyak peserta selanjutnya
sangat terkesan dengan akurasi luar biasa dari profil kepribadian yang dikirimkan.
Mereka pun menulis kembali untuk mengatakannya.
Secara keseluruhan, 94 persen responden menyatakan puas dengan hasilnya--meskipun semua orang sebenarnya menerima dokumen yang sama.
Orang di balik semua itu adalah psikolog Michel Gauquelin. Dirinya menugaskan seorang peramal profesional untuk membuat bagan dan interpretasi untuk orang-orang.
Salah satu yang diramal, adalah sosok yang lahir di Auxerre pada pukul 3 pagi tanggal 17 Januari 1897.
Orang yang "sangat istimewa" itu tumbuh menjadi Dr Marcel Petiot.
Dan dia, saat tumbuh besar, dikenal sebagai pembunuh berantai di Prancis pada masa perang yang membunuh lebih dari 60 orang.
Baca juga: Menunggu Jadwal Hukuman Mati, Pembunuh Berantai Ini Meninggal di Rumah Sakit
Dilansir Murderpedia, dari tahun 1942 hingga 1944, Marcel telah membunuh 27 orang di rumahnya.
Pembunuhan tersebut juga terjadi saat Perang Dunia II, di mana komunitas Yahudi sedang terancam akibat pembantaian Partai Nazi Jerman.
Dari laporan kepolisian, seorang psikiater pernah mendiagnosis Marcel menderita penyakit jiwa pada 26 Maret 1914.
Dia lantas dikeluarkan dari sekolah. Lalu selama Perang Dunia I, Marcel direkrut menjadi tentara Perancis, yang juga mencatat bahwa Marcel menunjukkan gejala gangguan mental.
Setelah perang berakhir, dia mengikuti program pendidikan akselerasi bagi veteran perang dan menyelesaikan sekolah kedokteran.
Pasca lulus, ia bekerja sebagai dokter magang di rumah sakit jiwa Evreux dan menerima gelar kedokterannya pada bulan Desember 1921. Dia lantas pindah ke Villeneuve-sur-Yonne.
Di sana, dia dikenal sebagai dokter yang diragukan kemampuannya. Beberapa kali, Marcel memasok obat-obatan narkotika dan melakukan aborsi ilegal.
Korban pertama Marcel adalah Louise Delaveau, putri seorang pasien lanjut usia.
Marcel sempat mencalonkan diri sebagai wali kota dan berhasil, lalu kemudian dipecat, dan maju menjadi anggota DPRD. Kariernya di pemerintahan tak ada yang beres.
Baca juga: Kemenhan AS Akui Pernah Latih 7 Pembunuh Presiden Haiti Jovenel Moise
Di Paris, ia membuka praktik dokter dan tetap memiliki desas desus atas praktik aborsi ilegal dan penyalahgunaan obat-obatan.
Pada tahun 1936, ia diangkat menjadi médecin d'état-civil dengan wewenang untuk menulis sertifikat kematian.
Setelah pecahnya Perang Dunia II dan jatuhnya Perancis di tangan Jerman, Petiot mulai memberikan sertifikat medis palsu kepada warga negara Perancis yang direkrut untuk kerja paksa ke Jerman, dan merawat pekerja sakit yang telah kembali.
Penipuan terbesar Marcel adalah memberikan jasa perjalanan yang aman ke Argentina, AS, atau negara-negara Amerika Latin lainnya melalui Portugal.
Orang-orang yang meminta jasanya diharuskan untuk ke rumahnya terlebih dahulu. Di rumahnya, pembantaian pun terjadi.
Ia menyuntikan korban dengan sianida dan mengambil barang berharga korban lalu membuang mayat korban di Sungai Seine.
Kemudian, Marcel mengubah metode penghilangan mayat dengan cara membakarnya atau menenggelamkannya di dalam air kapur.
Baca juga: Fakta Pembunuh Presiden Haiti Mulai Terkuak, Ini Detilnya
Setelah proses panjang, pada 19 Maret 1946, Marcel divonis mati akibat 135 dakwaan pidana. Ia hanya mengakui membunuh 19 orang.
Akan tetapi, pengadilan memutuskan bahwa Marcel telah membunuh 27 orang. Polisi meyakini bahwa jumlah orang yang dibunuh Marcel lebih banyak.
Dr Petiot Marcel yang sinting akhirnya dipenggal pada 25 Mei 1946 menggunakan guillotine.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.