BOGOTA, KOMPAS.com – Mantan pejabat Kementerian Kehakiman Haiti Joseph Felix Badio diduga sebagai dalang pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise.
Dugaan tersebut disampaikan oleh Kepala Kepolisian Kolombia Jenderal Jorge Vargas pada Jumat (16/7/2021).
Vargas mengatakan, investigasi atas pembunuhan Moise dilakukan oleh otoritas Haiti, Kolombia, dan Interpol sebagaimana dilansir Reuters.
Baca juga: Perancis Nyatakan Tidak Ada Dalam Agenda Kirim Bantuan Militer ke Haiti
Dari investigasi tersebut, kemungkinan Badio memberikan perintah kepada para pembunuh untuk mengeksekusi Moise sekitar tiga hari sebelum kejadian.
Menurut Vargas, hasil investigasi menunjukkan bahwa Badio telah memerintahkan mantan tentara Kolombia Duberney Capador dan German Rivera untuk membunuh Moise.
Padahal, kedua mantan tentara tersebut awalnya direkrut untuk memberikan layanan keamanan.
"Beberapa hari sebelumnya, tampaknya tiga hari, Joseph Felix Badio, yang merupakan mantan pejabat kementerian kehakiman (Haiti), yang bekerja di unit anti-korupsi dengan dinas intelijen umum, mengatakan kepada Capador dan Rivera bahwa mereka harus membunuh presiden Haiti," kata Vargas.
Baca juga: Presiden Kolombia Ungkap Upaya Warganya Bunuh Presiden Haiti
Vargas tidak memberikan bukti atau memberikan rincian lebih lanjut tentang dari mana informasi itu berasal.
Pada Minggu (11/7/2021), aparat Haiti menahan Christian Emmanuel Sanon (63) dan menuduhnya sebagai salah satu dalang di balik pembunuhan itu.
Sanon digambarkan sebagai seorang dokter yang berbasis di Florida, Amerika Serikat (AS).
Mantan Senator Haiti John Joel Joseph juga diburu oleh polisi setelah Kepala Kepolisian Nasional Haiti Leon Charles menyebutnya sebagai tokoh kunci dalam plot pembunuhan.
Baca juga: Tentara Bayaran Kolombia Ungkap Skenario Awal Menangkap Presiden Haiti, Bukan Membunuh
Sementara kepala keamanan istana untuk Moise, Dimitri Herard, juga telah ditangkap.
"Ini adalah plot besar, banyak orang menjadi bagian darinya," kata plt Perdana Menteri Haiti Claude Joseph dalam konferensi pers.
"Saya bertekad untuk memajukan penyelidikan," sambung Joseph.
Menurut aparat Haiti, di lapangan, pembunuhan tersebut melibatkan 26 orang warga Kolombia yang merupakan mantan tentara dan dua warga AS keturunan Haiti.