Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Temukan Kasus Pertama Korban Meninggal Terinfeksi Dua Varian Covid-19 Sekaligus

Kompas.com - 12/07/2021, 09:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

 

BRUSSELS, KOMPAS.com - Para ahli memperingatkan kemungkinan untuk menangkap dua varian Covid-19 pada saat yang sama bisa terjadi.

Kesimpulan itu disampaikan setelah sejumlah ahli melihat infeksi ganda Covid-19 pada seorang wanita berusia 90 tahun yang tidak divaksin, sakit dengan tipe Alpha dan Beta yang pertama kali diidentifikasi di Inggris dan Afrika Selatan.

Baca juga: Varian Covid-19 Delta yang Tak Tertangani Bakal Lumpuhkan Ekonomi Global

Dokternya menduga dia tertular infeksi dari dua orang yang berbeda.

Ahli meyakini temuan ini adalah kasus terdokumentasi pertama dari jenisnya dan, meskipun jarang, infeksi ganda serupa terjadi.

Kasus ini masih dalam pembahasan di Kongres Eropa tahun ini tentang Mikrobiologi Klinis & Penyakit Menular.

Pada Januari 2021, para ilmuwan di Brasil melaporkan bahwa dua orang telah terinfeksi secara bersamaan dengan dua jenis virus corona, salah satunya varian kekhawatiran yang disebut Gamma.

Sementara itu, para peneliti dari Portugal baru-baru ini merawat seorang anak berusia 17 tahun yang tampaknya telah tertular varian Covid-19 tipe kedua, saat masih dalam pemulihan dari infeksi varian Covid-19 berbeda yang sudah ada sebelumnya.

Wanita berusia 90 tahun, yang terinfeksi dengan dua "varian yang menjadi perhatian" telah dirawat di rumah sakit setelah kondisinya roboh beberapa kali.

Dia dirawat di sebuah rumah sakit di Aalst dekat Brussels, belum divaksinasi, kata penyiar publik berbahasa Belanda VRT Belgia mengutip Reuters.

Tetapi kemudian dia mengalami gejala pernapasan yang memburuk.

Baca juga: Final Euro 2020 Dikhawatirkan Jadi Pemicu Penyebar Covid-19 Varian Delta

Tes laboratorium pada sampel yang diambil ketika dia dirawat mengungkapkan dia menderita Covid-19, yang disebabkan oleh dua versi virus pandemi yang bermutasi secara bersamaan - Alpha dan Beta.

Varian itu merupakan versi baru virus corona yang paling mengkhawatirkan yang dilacak para ahli.

"Kedua varian ini beredar di Belgia pada saat itu, jadi kemungkinan wanita itu terinfeksi virus yang berbeda dari dua orang yang berbeda. Sayangnya, kita tidak tahu bagaimana dia terinfeksi,” ujar Peneliti utama dari rumah sakit OLV di Aalst, Belgia, Dr Anne Vankeerberghen melansir BBC pada Minggu (11/7/2021).

Belgia, seperti sebagian besar Uni Eropa, menghadapi masalah pengiriman vaksin pada awal 2021 dan program vaksinasinya dimulai dengan lambat, meskipun Uni Eropa kini telah mengirimkan vaksin untuk mencakup 70 persen populasi.

"Dia adalah seorang wanita yang tinggal sendirian, tetapi dia mendapat banyak pembantu yang datang untuk merawatnya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Gunung Meletus di Islandia Muntahkan Lava Setinggi 50 Meter

Gunung Meletus di Islandia Muntahkan Lava Setinggi 50 Meter

Global
Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir, Persempit Gerakan Hamas

Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir, Persempit Gerakan Hamas

Global
Rangkuman Hari Ke-826 Serangan Rusia ke Ukraina: Polemik Larangan Senjata | Belarus Tangguhkan CFE

Rangkuman Hari Ke-826 Serangan Rusia ke Ukraina: Polemik Larangan Senjata | Belarus Tangguhkan CFE

Global
Soal Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia, Ini Kata AS

Soal Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia, Ini Kata AS

Global
Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Internasional
Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Global
[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

Global
Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com