Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Barat Muncul Ketakutan Al-Qaeda Bangkit Saat Penarikan Pasukan dari Afghanistan

Kompas.com - 07/07/2021, 11:28 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC

KABUL, KOMPAS.com - Kepala intelijen Barat khawatir penarikan pasukan Barat dari Afghanistan akan mendorong kebangkitan Al-Qaeda.

Keputusan Presiden AS Joe Biden untuk menarik sisa pasukan dari Afghanistan telah meningkatkan keberanian militan Taliban.

Taliban telah bersumpah untuk menyerang pasukan Barat yang tersisa di Afghanistan.

Baca juga: Ditinggalkan AS dan Sekutunya, Pangkalan Bagram Afghanistan Dijarah

Pekan ini, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson diperkirakan akan memimpin pertemuan rahasia dengan Dewan Keamanan Nasional (NSC) untuk membahas bantuan militer apa yang harus ditinggalkan Inggris.

Mantan kepala Dinas Intelijen Rahasia, Sir Alex Younger, mengatakan kepada Sky News bahwa "ancaman teror terhadap Inggris akan tumbuh, jika Barat meninggalkan Afghanistan".

Namun, dilematis. Sebab, "ditinggalkan beberapa puluh pasukan SAS atau operasi Pasukan Khusus lainnya di negara itu (Afghanistan), tanpa perisai pelindung pangkalan militer AS dan dukungan udara, mereka berisiko diburu oleh Taliban yang bangkit kembali."

"Menarik mereka (pasukan Inggris) keluar, seperti yang diminta Taliban, dan Barat menjadi tidak memiliki sarana untuk bereaksi cepat terhadap intelijen tentang aktivitas teroris," terangnya.

Dalam beberapa hari terakhir, Taliban telah merebut satu per satu distrik Afghanistan dengan menyerbu pangkalan-pangkalan militer, saat pasukan pemerintah mengalami demoralisasi, sehingga mudah menyerah atau melarikan diri.

Baca juga: Kalah Bentrok dengan Taliban, 1.000 Tentara Afghanistan Lari ke Tajikistan

Kebangkitan Taliban dan Al-Qaeda

Para pengamat mengatakan bahwa momok terorisme internasional muncul kembali di Afghanistan, seperti yang dilansir dari BBC pada Rabu (7/7/2021).

"(Keputusan) penarikan Biden dari Afghanistan membuat pengambilalihan oleh Taliban tak terelakkan dan memberi al-Qaeda kesempatan untuk membangun kembali jaringannya, ke titik di mana ia bisa sekali lagi merencanakan serangan di seluruh dunia," kata Dr Sajjan Gohel, seorang analis keamanan dan terorisme, kepada BBC.

Taliban adalah kelompok garis keras yang pernah memimpin Afghanistan sejak 1996 hingga 2001 dengan menerapkan aturan yang keras, diperikan akan kembali dalam beberapa bentuk.

Untuk saat ini, mereka mengatakan tidak memiliki ambisi untuk merebut secara paksa ibu kota negara Kabul.

Namun, Taliban telah menguasai sebagain besar wilayah Afghanistan, yang tampaknya sudah memiliki kekuatan dominan.

Sementara, mereka juga masih tetap menuntut Afghanistan menjadi negara Emirat Islam sesuai pedoman ketat mereka.

Baca juga: Taliban Ancam Pasukan Asing yang Tak Hengkang dari Afghanistan Sesuai Kesepakatan

Al-Qaeda, rival dari ISIS di provinsi Khurasan, Iran, diperkirakan oleh para pengamat akan mengambil keuntungan dari kepergian pasukan Barat untuk memperluas operasi mereka di Afghanistan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com