Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Militer Israel: Serangan Udara Terbaru ke Gaza Tanggapi Kiriman Balon Pembakar Hamas

Kompas.com - 16/06/2021, 10:19 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNN

YERUSALEM, KOMPAS.com - Militer Israel menyerang sasaran di Jalur Gaza pada Rabu dini hari (16/6/2021).

Dalam pernyataannya Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengutip balon pembakar yang diluncurkan dari Gaza pada hari sebelumnya.

Baca juga: Baru Gencatan Senjata Bulan Lalu, Israel Serang Gaza Lagi

Menurut laporan di media Israel, balon pembakar yang diluncurkan dari Gaza memicu beberapa kebakaran di Israel selatan.

WAFA, Kantor Berita resmi Palestina juga melaporkan serangan udara menimpa Khan Younis dan mengatakan kerusakan "materi" terjadi.

Kantor berita itu juga melaporkan di situs lain di selatan Kota Gaza menjadi sasaran, dan mengatakan tidak ada korban dari kedua insiden tersebut.

Serangan udara itu adalah yang pertama di Gaza sejak gencatan senjata mulai berlaku hampir satu bulan lalu.

IDF mengatakan menyerang kompleks militer Hamas dan tempat pertemuan untuk brigade Khan Younis dan Gaza.

IDF mengatakan balon-balon itu diluncurkan sebagai protes terhadap pawai bendera provokatif di Yerusalem, di mana ribuan orang Israel melakukan pawai melalui Kota Tua.

Baca juga: Hamas Desak Warga Palestina “Lawan” Parade Bendera Israel di Yerusalem

Bentrokan pawai bendera

CNN pada Rabu (16/6/2021) melaporkan ekstremis Yahudi sayap kanan yang ambil bagian dalam pawai meneriakkan "Matilah orang Arab" dan "Ini rumah kami."

Polisi Israel dengan perlengkapan anti huru hara memblokir jalan-jalan di sekitarnya, dan secara paksa memindahkan pengunjuk rasa Palestina dari rute tersebut.

Menurut Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina, tiga puluh tiga pengunjuk rasa Palestina terluka, menyusul bentrokan dengan pasukan keamanan Israel.

Korban diantaranya karena granat kejut, peluru karet dan tembakan langsung, dengan enam dievakuasi ke rumah sakit.

Pawai itu dipandang sebagai ujian besar pertama bagi pemerintahan baru Israel, yang dipimpin oleh Perdana Menteri sayap kanan Naftali Bennett.

Di masa lalu, Bennett telah mendorong mantan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mengambil sikap lebih keras terhadap Hamas dan peluncuran balon pembakar menurut media Israel.

Setelah serangan udara Israel, juru bicara Hamas Hazem Kassem mengatakan di Twitter, "Pemboman Zionis di Jalur Gaza adalah upaya yang gagal untuk menghentikan solidaritas dan perlawanan rakyat kami dengan Kota Suci, dan untuk menutupi kebingungan yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi pendirian Zionis dalam mengorganisir apa yang disebut pawai bendera. "

Baca juga: Israel Bersiap Gelar Pawai Bendera di Yerusalem, Peringatan Ancaman Keamanan Baru

Hamas dan kelompok militan lainnya di Gaza tidak segera menanggapi tembakan roket ke Israel.

Tetapi situasi di sepanjang perbatasan Israel-Gaza tetap sangat tegang, dan kemungkinan eskalasi yang serius dan segera tidak dapat dikesampingkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com