Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Wapres AS: Partai Republik Harus Bersatu Lawan Agenda Joe Biden

Kompas.com - 05/06/2021, 14:03 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Mantan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence menyatakan, dia berbicara beberapa kali dengan mantan Presiden AS Donald Trump sejak mereka meninggalkan jabatannya.

Namun, Pence menyebutkan bahwa mereka tidak bertemu langsung ketika peristiwa penyerbuan Gedung Capitol oleh pendukung Trump pada 6 Januari.

Pernyataan tersebut disampaikan Pence pada Kamis (3/6/2021) sebagaimana dilansir New York Post.

Baca juga: Salam Perpisahan Mike Pence: Semoga Tuhan Memberkati Amerika

Di sisi lain, Pence mengatakan bahwa Partai Republik harus bergerak maju, bersatu, dan fokus menentang agenda Presiden AS Joe Biden.

Pence menyebut penyerbuan Gedung Capitol memang merupakan hari yang kelam. Namun dia mengatakan bahwa kerusuhan tersebut telah digunakan sebagai tabir asap untuk memfasilitasi agenda Biden.

“Seperti yang saya katakan hari itu, 6 Januari adalah hari yang gelap dalam sejarah Capitol AS,” kata Pence dalam pidato di Hillsborough County Republicans di Manchester, New Hampshire, AS.

“Tetapi berkat tindakan cepat dari Polisi Capitol dan penegak hukum federal, kekerasan dipadamkan. Capitol diamankan dan pada hari yang sama kami mengadakan kembali Kongres dan melakukan tugas kami di bawah Konstitusi dan hukum AS,” imbuh Pence.

Baca juga: Wapres AS Mike Pence Berpamitan kepada Tentara

Pence menambahkan, dia dan Trump telah berbicara berkali-kali sejak mereka meninggalkan jabatan mereka.

“Dan saya tidak tahu apakah kami akan bertemu langsung pada hari itu. Tapi saya akan selalu bangga dengan apa yang kami capai untuk rakyat Amerika selama empat tahun terakhir," tutur Pence.

"Rekan-rekan Republikan saya, untuk negara kita, untuk masa depan kita, untuk anak-anak dan cucu-cucu kita, kita harus bergerak maju bersama," imbuh Pence.

Pence memimpin rapat pengukuhan kemenangan Biden di Electoral College pada 6 Januari dan menolak seruan Trump untuk membatalkan hasilnya.

Baca juga: Wapres AS Mike Pence Dikabarkan Menghubungi Kamala Harris untuk Ucapkan Selamat

Sebagian para perusuh Capitol mendirikan tiang gantungan dan meneriakkan, "gantung Mike Pence”.

Selama pidatonya di New Hampshire, Pence meminta Partai Republik untuk menentang paket infrastruktur Biden yang tertunda.

Dia menyebut rencana paket infrastruktur 2,3 triliun dollar AS (Rp 32.765 triliun) sebagai RUU perubahan iklim yang disamarkan.

Pence juga mengecam apa yang dia sebut sebagai "mitos sayap kiri rasisme sistemik”.

"Nyawa orang kulit hitam tidak terancam oleh polisi, nyawa orang kulit hitam diselamatkan oleh polisi setiap hari," kata Pence.

Baca juga: Wapres AS Mike Pence Tolak Gunakan Amendemen Ke-25 untuk Gulingkan Trump

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Global
Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Global
Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Global
Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Internasional
Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Global
Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Global
Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Global
Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Global
Influencer Pendidikan China Terlampau Disiplin, Pendekatan Belajarnya Picu Kontroversi

Influencer Pendidikan China Terlampau Disiplin, Pendekatan Belajarnya Picu Kontroversi

Global
Sempat Alami Masalah Kesehatan, Ini Kondisi Terkini Mike Tyson

Sempat Alami Masalah Kesehatan, Ini Kondisi Terkini Mike Tyson

Global
Kata Biden soal Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Kata Biden soal Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Global
Sejumlah 'Influencer' Kaya Raya di China Hilang dari Media Sosial, Ada Apa?

Sejumlah "Influencer" Kaya Raya di China Hilang dari Media Sosial, Ada Apa?

Global
Uni Eropa: Ukraina Berhak Pakai Senjata Barat untuk Serang Rusia

Uni Eropa: Ukraina Berhak Pakai Senjata Barat untuk Serang Rusia

Global
Suhu di Pakistan Melebihi 52 Derajat Celcius Saat Gelombang Panas

Suhu di Pakistan Melebihi 52 Derajat Celcius Saat Gelombang Panas

Global
Mengapa Irlandia Jadi Negara Eropa Paling Pro-Palestina?

Mengapa Irlandia Jadi Negara Eropa Paling Pro-Palestina?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com