Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kim Jong Un Larang Obat China di Rumah Sakit Setelah Pejabat Senior Tewas

Kompas.com - 22/05/2021, 11:32 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Newsweek

PYONGYANG, KOMPAS.com - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dilaporkan telah melarang obat-obatan buatan China di rumah sakit besar di ibu kota negara itu, setelah kematian seorang pejabat pemerintah tinggi.

Menurut situs berita Daily NK yang berbasis di Korea Selatan, seorang pejabat tinggi yang merupakan bagian dari birokrasi ekonomi negara itu meninggal awal bulan ini.

Dia diketahui menerima dosis cocarboxylase, obat produksi China, yang biasanya digunakan untuk mengobati kelelahan.

Baca juga: Kim Jong Un Larang Jins Ketat karena Khawatir Bakal Mengganggu Rezimnya

Pejabat tersebut, yang tidak disebutkan namanya oleh outlet berita, dikabarkan adalah birokrat tepercaya yang telah bekerja di sektor ekonomi negara sejak negara tersebut diperintah oleh ayah Kim, Kim Jong Il.

Dia dirawat karena penyakit yang berhubungan dengan jantung, dan tekanan darah tinggi di Rumah Sakit Universitas Kedokteran Pyongyang. Namun kemudian dia meninggal.

Tidak jelas apakah kematian pria itu akibat suntikan cocarboxylase, kata Daily NK.

Namun, Kim menjadi marah setelah mengetahui pejabat itu mungkin meninggal akibat pengobatan China, menurut outlet berita tersebut.

Pemimpin Korea Utara menanggapi dengan mengungkapkan kesedihan atas kehilangan "pejabat berbakat" tersebut.

Diktator Korena Utara itu kemudian memerintahkan agar produk medis China "dikeluarkan" dari semua rumah sakit besar di Pyongyang, menurut laporan Daily NK.

Baca juga: Kirim Selebaran Anti Kim Jong Un dengan Balon, Pembelot Korut Terancam Denda Ratusan Juta

Larangan itu dikatakan mencakup perintah agar semua vaksin Covid-19 buatan China harus dihapus dari pengujian yang sedang berlangsung.

Sebaliknya, kata pemimpin itu, kegiatan penelitian sekarang harus fokus pada produksi vaksin virus corona negara itu sendiri.

Newsweek tidak dapat secara independen menguatkan laporan Daily NK pada Jumat (21/5/2021).

Korea Utara telah menderita kekurangan makanan dan obat-obatan impor sejak menutup ketat perbatasannya tahun lalu karena serangan pandemi.

Meskipun Beijing secara historis menjadi mitra asing terdekat Korea Utara, perdagangan negara itu dengan China menyusut sekitar 80 persen tahun lalu, setelah negara itu menutup perbatasannya, menurut laporan Guardian.

"Perekonomian Korea Utara berada di ambang resesi besar," kata Jiro Ishimaru, yang mengepalai situs Asia Press yang berbasis di Osaka Jepang dan mengoperasikan jaringan jurnalis warga di Korea Utara, kepada Guardian awal bulan ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com