Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data Pribadi 4,5 Juta Pelanggan Maskapai di Asia Bocor dalam Serangan Siber

Kompas.com - 22/05/2021, 10:53 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Newsweek

NEW DELHI, KOMPAS.com - Serangan siber berhasil menyusup ke data pribadi 4,5 juta pelanggan maskapai penerbangan global seperti Air India, Malaysia Airlines, Singapore Airlines, Finnair, dan lainnya.

Newsweek pada Sabtu (22/5/2021) melaporkan bahwa penumpang yang terdampak dari serangan itu adalah mereka yang melakukan perjalanan dengan salah satu dari banyak penerbangan maskapai di Asia, antara 26 Agustus 2011 dan 20 Februari 2021.

Baca juga: Pipa Bahan Bakar Terbesar Kena Serangan Siber, AS Umumkan Keadaan Darurat Nasional

Informasi pelanggan yang bocor, seperti nama, tanggal lahir, informasi kontak, detail paspor, dan data kartu kredit.

Kebocoran terjadi akibat peretasan server utama Air India, SITA PSS, yang bertanggung jawab untuk menyimpan dan memproses informasi tersebut.

Pelanggan pertama kali diberitahu tentang upaya serangan siber pada Rabu (19/3/2021), melalui pengumuman umum di situs web maskapai.

Ketika itu, maskapai menyatakan bahwa mereka telah menjadi sasaran "serangan dunia maya yang canggih."

Menurut Business Today, perusahaan mengonfirmasi pada saat itu bahwa tidak ada aktivitas tidak sah yang terjadi di dalam infrastruktur Sistem Layanan Penumpang.

Air India mendesak semua pelanggannya untuk mengubah kata sandi untuk akun online sesegera mungkin untuk menjaga keamanan data pribadi tambahan.

"Meskipun kami telah menerima pemberitahuan pertama terkait serangan ini dari pemroses data pada 25 Februari 2021, kami ingin mengklarifikasi bahwa identitas subyek data yang terpengaruh yang kami ketahui dari pemroses data hanya dalam periode 25 Maret 2021, dan 5 April 2021," tulis maskapai itu dalam email kepada semua pelanggan.

Baca juga: Serangan Siber terhadap Departemen Energi AS adalah Ancaman Serius

Air India menambahkan dalam sebuah pernyataan: "Sehubungan dengan data kartu kredit, nomor CVV / CVC tidak disimpan oleh pemroses data kami. Selanjutnya, pemroses data kami telah memastikan tidak ada aktivitas abnormal yang diamati setelah mengamankan server yang disusup."

Air India juga mengonfirmasi bahwa departemen TI-nya dengan cepat mengamankan server mereka.

Mereka mengklaim tidak ada yang salah pada server yang terpengaruh sejak proses pengamanan dilakukan.

Menurut India Today, undang-undang di India tentang perlindungan data dan privasi untuk warga negara ambigu dan "longgar."

Baru-baru ini, pemerintah India memperkenalkan RUU Perlindungan Data Pribadi, yang prosesnya lambat di Parlemen.

Serangan besar lain yang membocorkan informasi pribadi pelanggan di India tahun ini adalah peretasan BigBasket, basis data belanja besar dengan lebih dari 20 juta pengguna, lapor India Today.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com