Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Afghanistan Bakal Selidiki Ada Larangan Gadis Menyanyi di Muka Umum

Kompas.com - 15/03/2021, 08:11 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

KABUL, KOMPAS.com - Pemerintah Afghanistan menyatakan, mereka bakal menyelidiki kabar adanya larangan gadis menyanyi di muka umum.

Larangan yang muncul di ibu kota Kabul itu menuai kritikan, di mana para perempuan membagikan video mereka bernyanyi diiringi tagar #IAmMySong.

Isu panas ini menggelindingi, jelas perundingan antara pemerintah dengan kelompok pemberontak Taliban untuk mengakhiri konflik lebih dari satu dekade.

Baca juga: Korban Sipil Konflik Afghanistan-Taliban 2020 Capai 8.820, Meningkat Setelah Pembicaraan Damai

Jika nantinya Taliban kembali ke kekuasaan, para gadis bakal dilarang mengenyam pendidikan, dan musik dilarang.

Baru-baru ini, direktorat pendidikan di Kabul mengeluarkan pernyataan gadis di atas 12 tahun dilarang menyanyi di muka umum.

Kemudian seperti dilansir BBC Minggu (14/3/2021), murid putri yang lebih tua dilarang punya guru musik pria.

Dalam keterangannya, Kementerian Pendidikan Afghanistan menegaskan larangan itu tidak mewakili sikap mereka.

Mereka menekankan bakal menggelar penyelidikan, dan jika perlu, menetapkan tindakan disipliner terhadap pelaku.

Larangan yang dirilis beberapa hari lalu itu menuai kritikan, karena dianggap langkah mundur dari dunia pendidikan.

Baca juga: Menhan Jerman Khawatir Serangan Taliban di Afghanistan Bakal Meningkat

Salah satu yang bersuara lantang adalah penulis sekaligus pujangga Shafiqa Khpalwak, di Twitter.

"Ampuni kami Tuhan, umat manusia yang bahkan bisa kejam hanya karena melihat anak dari gendernya," kecam Khpalwak.

Sementara aktivis HAM Simar Samar menyatakan, larangan itu mirip dengan era Taliban sebelum mereka digulingkan pada 2001.

Baca juga: Taliban Tetap Jalin Hubungan Dekat dengan Al Qaeda Meski Terikat Janji kepada AS

"Ini adalah bentuk Talibanisasi di dalam republik," jelas Samar seperti diberitakan Associated Press.

Saat ini, pemerintah Taliban tengah berada dalam tekanan untuk segera merealisasikan perjanjian damai.

Meski banyak perempuan Afghanistan menginginkan berakhirnya konflik, mereka juga khawatir terhadap masa depan jika Taliban kembali berkuasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com