Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Wanita dalam Program Hamil Dipecat karena Tolak Vaksinasi Covid-19

Kompas.com - 24/02/2021, 18:21 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Mirror

NEW YORK CITY, KOMPAS.com - Seorang pelayan restoran dikeluarkan dari pekerjaan setelah menolak suntik vaksin Covid-19 karena khawatir dapat mempengaruhi peluangnya untuk hamil.

Bonnie Jacobson (34 tahun) dari New York City, mengatakan dia kehilangan pekerjaannya di Brooklyn's Red Hook Tavern pada Senin (22/2/2021), setelah dia menyatakan prihatin tentang vaksin mempengaruhi kesuburan, lapor NBC News.

Melansir Mirror pada Senin (22/2/2021), Bonnie mengatakan dia dan suaminya sedang dalam program memiliki anak dan mereka berencana memiliki anak pada akhir April.

Namun, rencana itu jadi ditunda karena ia kehilangan pekerjaan.

Baca juga: Seorang Dokter di Australia Salah Berikan Dosis Vaksin Covid-19 kepada 2 Warga Lansia

Bonnie mengatakan tidak anti-vaxxer, tapi ia merasa masih kurangnya penelitian tentang bagaimana pengaruh vaksin Covid-19 terhadap wanita hamil.

Menurut Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, uji klinis sedang dilakukan untuk menilai risiko vaksin Covid-19 pada wanita hamil.

Pusat tersebut mengatakan bahwa Pfizer dan Moderna sedang memantau orang-orang dalam uji klinis yang hamil.

Baca juga: Israel Bagikan Vaksin Covid-19 ke Palestina dan Beberapa Negara Bagian di Amerika Tengah

"Sementara, saya mendukung penuh vaksin (Covid-19) dan memahami pentingnya, saya yakin ini adalah pilihan yang sangat pribadi," kata Bonnie dalam email kepada atasannya yang dibagikan dengan NBC News.

Dia mengatakan dia dipecat beberapa hari setelah mengajukan keberatan atas vaksinasi virus corona wajib bagi staf.

Namun pemilik Red Hook Tavern, Billy Durney, mengatakan bahwa restoran tersebut menerapkan kebijakannya yang mewajibkan semua staf untuk divaksinasi Covid-19, karena tempatnya akan buka kembali melayani pelanggan.

Baca juga: Bebaskan Warganya yang Ditahan di Suriah, Israel Bayar Pakai Vaksin Covid-19

Durney menambahkan, kebijakan itu direvisi untuk membuat pengecualian bagi staf yang dilarang minum vaksin karena "kesehatan atau kecacatan pribadi".

Dia mengaku masalah dengan pelayan yang dipecat itu visa ditangani dengan cara berbeda.

"Setelah negara bagian New York mengizinkan pekerja restoran untuk menerima vaksin Covid-19, kami pikir ini adalah kesempatan yang tepat untuk membuat rencana untuk menjaga keamanan tim dan tamu kami," kata Durney kepada New York Times.

Baca juga: Di Israel dan Sekitarnya, Vaksin Covid-19 Membawa Kekuatan Politik

Lantaran telah kecewa, Bonnie mengatakan dia tidak ingin kembali ke pekerjaannya yang dulu, tapi berharap dunia bisnis mendapatkan perndekatan berbeda dalama mandatori vaksinasi Covid-19.

Komisi Kesetaraan Kesempatan Kerja AS yang memantau UU diskriminasi di tempat kerja mengeluarkan pedoman pada Desember.

Isinya memungkinkan pelaku bisnis mewajibkan karyawannya untuk divaksin virus corona.

Selain itu, menyerukan perusahaan untuk menyediakan "akomodasi yang wajar" bagi mereka yang memiliki disabilitas.

Baca juga: AS Minta Para Pendeta Atasi Perpecahan Rasial Soal Vaksin Covid-19

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com