Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bebaskan Warganya yang Ditahan di Suriah, Israel Bayar Pakai Vaksin Covid-19

Kompas.com - 23/02/2021, 19:56 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

YERUSALEM, KOMPAS.com - Demi membebaskan warganya yang ditahan di Suriah, pemerintah Israel disebut membayar menggunakan vaksin Covid-19.

Pekan lalu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu membeberkan proses pemulangan warga yang ditahan di ibu kota Damaskus.

Netanyahu mengeklaim, hubungan baiknya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin membantu Israel menyelamatkan perempuan 23 tahun itu.

Baca juga: Dimediasi Rusia, Israel-Suriah Tukar Tawanan, 2 Gembala untuk 1 Wanita Israel

Saat itu berdasarkan keterangan Netanyahu, Yerusalem melakukan pertukaran dengan dua gembala Suriah yang ditahan.

Namun menurut laporan The Times of Israel dan sejumlah media lokal lainnya, Yerusalem sebenarnya membayar Rusia.

Oleh Moskwa, uang itu digunakan untuk menyediakan vaksin Covid-19 Sputnik V dan diserhkan ke Damaskus sebagai bagian dari proses pertukaran.

Saat dikonfirmasi Sabtu (20/2/2021), Netanyahu dengan malu-malu menyebut tidak ada vaksin mereka yang diserahkan ke Damaskus.

Meski begitu, PM yang akrab disapa Bibi itu tidak menampik bahwa mereka memang membayar Kremlin untuk menyediakan vaksin ke Suriah.

"Kami pada akhirnya tetap memulangkan perempuan itu. Saya berterima kasih kepada Presiden Putin atas kesempatan ini," kata dia dikutip Wall Street Journal.

Baca juga: Kenapa Penyintas Covid-19 Baru Disuntik Vaksin Setelah 3 Bulan?

Berdasarkan laporan Associated Press, Yerusalem harus membayar sekitar 1,2 juta dollar AS (Rp 16,9 miliar).

Sementara Al Jazzera yang mengutip sumber hanya melaporkan pemerintahan Netanyahu harus menyediakan "jutaan dollar AS".

Dilansir New York Post Senin (22/2/2021), detil jumlah pastinya tak diketahui karena militer menyensornya.

Baca juga: Ini Penjelasan soal Kurangnya Ketersediaan Vaksin Covid-19 untuk Lansia di Puskesmas Penjaringan

Yoav Limor, jurnalis militer dalam kolom di Israel Hayom menulis, tindakan pemerintahan Netanyahu itu bukanlah hal baru.

"Tetapi, keputusan untuk menyembunyikannya jelas membingungkan dan mengkhawatirkan. Jelas, seseorang tak nyaman karena masalah itu," kata Limor.

Pejabat Rusia tidak berkomentar atas kabar itu. Sementara Suriah membantah vaksin Covid-19 masuk ke dalam kesepakatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com