Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Israel dan Sekitarnya, Vaksin Covid-19 Membawa Kekuatan Politik

Kompas.com - 23/02/2021, 07:42 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

TEL AVIV, KOMPAS.com - Baik di Israel maupun negara lain di Timur Tengah, minyak dan senjata seakan tergeser oleh vaksin virus corona yang muncul sebagai "mata uang pilihan terbaru".

Dengan Israel kembali membuka perekonomian, melakukan pertukaran tahanan dengan Suriah serta kedatangan sejumlah vaksin di Jalur Gaza menunjukkan bahwa mereka yang punya akses ke vaksin memiliki kekuatan politik di wilayah berkonflik.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah berada di garis depan tren ini, berharap terpilih kembali pada ajang pemilihan dengan memvaksinasi populasi orang dewasa di Israel.

Pada saat yang sama, dia menawarkan penghargaan kepada mereka yang mau divaksinasi dan menghukum mereka yang menolak.

Israel telah menjadi negara tercepat dalam kampanye vaksinnya. Setidaknya, satu dosis untuk lebih dari setengah dari 9,3 juta orangnya sudah terpenuhi.

Baca juga: Israel Iming-imingi Makanan Gratis Agar Rakyatnya Mau Divaksin Covid-19

Jauh berbeda dengan penantian panjang di Eropa dan Amerika Serikat (AS), di Israel klinik setempat bahkan menawarkan makanan gratis dan cappuccino untuk memikat orang-orang yang enggan divaksin agar mau divaksin.

Bagaimanapun, upaya Netanyahu agaknya berhasil seiring jumlah infeksi virus corona dan kematian akibat virus tersebut menurun.

PM Israel itu lalu mencabut sejumlah aturan pembatasan, membuka kembali pusat perbelanjaan pada Minggu (21/2/2021), dan beberapa sekolah dari lockdown ketiga.

Dan, dalam beberapa pekan mendatang, semua sekolah dan restoran diharapkan dapat dibuka kembali, tepat pada pemilihan 23 Maret.

“Waktunya tepat untuknya [Netanyahu],” kata Gideon Rahat, seorang ilmuwan di bidang politik di Hebrew University Israel dikutip Associated Press (AP).

Baca juga: Vaksinasi Berhasil, Israel Longgarkan Lockdown

Namun, apakah keberhasilan kampanye vaksinnya akan cukup mengalihkan perhatian publik dari pengadilan korupsi terhadap Netanyahu yang tengah berlangsung serta kemerosotan ekonomi karena pandemi, adalah masalah lain.

Menurut Rahat, banyak yang bergantung pada agenda Netanyahu. "Dia akan bicara soal vaksin sepanjang waktu," ujar Rahat, sementara yang lain fokus pada kesalahan langkah yang diambilnya setahun terakhir.

Selama lockdown, ratusan ribu orang kehilangan pekerjaan dan bisnis mereka. Ada kemarahan publik yang luas atas pelanggaran lockdown yang dilakukan komunitas agama ultra-Ortodoks, sekutu politik utama Netanyahu.

Dan banyak yang berpendapat PM Israel itu terlalu lama menutup bandara utama negara itu, memungkinkan varian virus masuk dan menginfeksi cepat mereka yang belum divaksinasi.

Netanyahu pada Sabtu lalu meluncurkan program "paspor hijau" untuk mereka yang sudah divaksin penuh dan memungkinkan mereka hadir dalam acara-acara publik, melakukan perjalanan ke luar negeri serta menjadi pelanggan di restoran dan pusat kebugaran.

Baca juga: Dimediasi Rusia, Israel-Suriah Tukar Tawanan, 2 Gembala untuk 1 Wanita Israel

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

Global
Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Global
Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

Global
TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

Global
Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Global
Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Global
Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Global
AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

Global
Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Global
Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Global
Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Global
Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com