WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Terpidana mati Brandon Bernard telah dieksekusi di Indiana, Amerika Serikat (AS), yang merupakan eksekusi pertama dari kloter terakhir hukuman mati yang dilaksanakan Presiden Donald Trump.
Bernard dieksekusi setelah permohonan grasinya pada menit-menit terakhir ditolak oleh Mahkamah Agung AS.
Pria 40 tahun itu dihukum karena kasus pembunuhan pada 1999 saat masih remaja, dan menjadi napi termuda yang dieksekusi pemerintah federal dalam hampir 70 tahun.
Baca juga: Jelang Lengser Trump Kebut Hukuman Mati, Ini Daftar Eksekusinya...
Dilansir Kompas.com dari BBC pada Jumat (11/12/2020), sebelum dieksekusi dengan suntikan pada Kamis (10/12/2020), Bernard melayangkan permintaan maaf kepada keluarga pasangan yang dibunuhnya, menyatakan bahwa dia menyesali perbuatannya.
Setelah Bernard, empat eksekusi lagi akan dilaksanakan sebelum akhir masa kepresidenan Donald Trump.
Dengan demikian jika 5 eksekusi sudah rampung, Trump akan menjadi presiden AS dengan pelaksanaan hukuman mati terbanyak dalam lebih dari 1 abad dengan total 13 eksekusi federal sejak Juli.
Namun, pelaksanaan hukuman mati ini melanggar preseden berusia 130 tahun tentang menjeda eksekusi di tengah transisi presiden AS. Joe Biden sebagai presiden terpilih akan dilantik pada 20 Januari 2021.
Baca juga: Trump Perintahkan Serangkaian Hukuman Mati Jelang Akhir Jabatannya
Bernard dinyatakan meninggal pada Kamis pukul 21.27 waktu setempat, di sebuah penjara di kota Terre Haute.
Sebelum ajalnya ia sempat menyampaikan kata-kata terakhir kepada keluarga korban, mengucapkannya dengan tenang selama lebih dari 3 menit.
"Aku minta maaf. Itu satu-satunya kata yang bisa kuucapkan yang benar-benar menggambarkan perasaanku sekarang dan perasaanku hari itu," katanya dikutip dari Associated Press.
Eksekusi Brandon Bernard tertunda selama lebih dari 2 jam, karena pengacaranya meminta Mahkamah Agung untuk menghentikannya, tetapi upayanya tak berhasil.
Dia dijatuhi hukuman mati karena terlibat dalam pembunuhan Todd dan Stacie Bagley pada Juni 1999.
Bernard adalah salah satu dari lima remaja yang dituduh merampok pasangan itu, dan memaksanya masuk ke bagasi mobil mereka di Texas.
Korban kemudian ditembak di bagasi oleh kaki tangan Christopher Vialva yang berusia 19 tahun, sebelum Bernard membakar mobil.
Menurut pengacara pembela, pasangan Bagley itu mungkin sudah tewas sebelum mobil dibakar, dan penyelidik independen yang disewa pembela mengatakan, Stacie secara medis sudah meninggal sebelum kebakaran.