Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Lengser Trump Kebut Hukuman Mati, Ini Daftar Eksekusinya...

Kompas.com - 11/12/2020, 15:33 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

WASHINGTON DC, KOMPAS.com- Terpidana mati Brandon Bernard telah dieksekusi mati di negara bagian Indiana setelah permohonan grasinya pada menit-menit terakhir ditolak Mahkamah Agung Amerika Serikat (AS).

Bernard dihukum karena kasus pembunuhan pada 1999 ketika dia masih remaja. Dia juga narapidana termuda yang dieksekusi oleh pemerintah federal dalam hampir 70 tahun terakhir.

Pria berusia 40 tahun ini telah meminta maaf kepada keluarga korban yang dia bunuh, sebelum menjalani ekseksusi melalui suntikan mematikan pada Kamis (10/12/2020).

Baca juga: Trump Perintahkan Serangkaian Hukuman Mati Jelang Akhir Jabatannya

Empat hukuman mati lainnya direncanakan akan digelar sebelum masa kepresidenan Donald Trump berakhir.

Brandon Bernard telah meminta maaf kepada keluarga korban yang dia bunuh, sebelum menjalani ekseksusi melalui suntikan mematikan pada Kamis (10/12/2020).COURTESY BERNARD DEFENSE TEAM via BBC INDONESIA Brandon Bernard telah meminta maaf kepada keluarga korban yang dia bunuh, sebelum menjalani ekseksusi melalui suntikan mematikan pada Kamis (10/12/2020).
Jika semua eksekusi ini terjadi, Trump akan menjadi presiden yang paling banyak mengawal pelaksanaan hukuman mati dalam tempo lebih dari satu abad. Terdapat 13 eksekusi sejak Juli tahun ini saja.

Langkah ini mendobrak preseden yang telah berlaku selama 130 tahun bahwa tidak ada pelaksanaan hukuman mati di masa transisi presiden. Joe Biden akan resmi menjabat presiden pada 20 Januari 2021.

Trump kebut eksekusi sebelum masa jabatan berakhir

Ketika hari-hari Presiden Donald Trump di Gedung Putih semakin mendekati akhir, pemerintahannya mengebut sejumlah pelaksanaan hukuman mati yang ditangani pemerintah federal.

Selain Bernard yang sudah dieksekusi, Alfred Bourgeois (56) dijadwalkan akan dihukum mati pada Jumat (11/12/2020) di sebuah penjara di Terre Haute, Indiana.

Jaksa Agung William Barr telah mengatakan, Departemen Kehakiman hanyalah menerapkan hukum yang berlaku.

Namun para penentang hukuman mati mengatakan, langkah ini mengkhawatirkan karena diterapkan beberapa minggu sebelum pelantikan Biden, yang telah mengungkapkan akan mengakhiri hukuman mati, resmi menjabat.

Jaksa Agung William Barr mengatakan, Departemen Kehakiman hanyalah menerapkan hukuman yang berlaku terkait eksekusi.DREW ANGERER via BBC INDONESIA Jaksa Agung William Barr mengatakan, Departemen Kehakiman hanyalah menerapkan hukuman yang berlaku terkait eksekusi.
"Ini benar-benar berada di luar norma, dengan cara yang cukup ekstrem," kata Ngozi Ndulue, direktur riset di lembaga independen Death Penalty Information Center.

Baca juga: Menakar Kemungkinan Menjerat Mensos Juliari dengan Hukuman Mati

Bagaimana kebijakan hukuman mati di Amerika Serikat?

Sejak hukuman mati di tingkat federal dihidupkan lagi oleh Mahkamah Agung Amerika Serikat (AS) pada 1988, eksekusi yang ditangani pemerintah pusat jarang terjadi.

Sebelum Trump menjabat, hanya tiga hukuman mati tingkat federal yang benar-benar dilaksanakan selama periode tersebut.

Semuanya dilakukan di bawah pemerintahan presiden dari Partai Republik, George W Bush, termasuk Timothy McVeigh, terpidana pengeboman gedung federal Oklahoma City. Sejak 2003 tidak ada eksekusi tingkat federal sama sekali.

Mayoritas eksekusi federal dilakukan di Terre Haute Federal Correctional Complex, Indiana.SOPA IMAGES via BBC INDONESIA Mayoritas eksekusi federal dilakukan di Terre Haute Federal Correctional Complex, Indiana.
Negara-negara bagian AS tetap melaksanakan hukuman mati di penjara negara bagian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com