Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi Ini Sebut Mahathir Mohamad Biang Kerok Krisis Politik Malaysia

Kompas.com - 30/11/2020, 19:59 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

PUTRAJAYA, KOMPAS.com - Seorang politisi Malaysia menyatakan, Mahathir Mohamad merupakan biang keladi yang sudah menyebabkan negara itu berada dalam krisis.

Menteri Senior Bidang Perdagangan Internasional dan Industri Azmin Ali menyatakannya dalam wawancara eksklusif dengan The Star.

Azmin juga menuturkan, pemilu dini "Negeri Jiran" bakal digelar pada Oktober lalu jika saja gelombang ketiga virus corona tak menghantam negara itu.

Baca juga: Mahathir: Anwar Ibrahim Bakal Jadi PM Malaysia jika Pakatan Harapan Mendukung Saya

Dia mengungkapkan detil "Langkah Sheraton" yang menjadi kejatuhan aliansi Pakatan Harapan, sekaligus menyebabkan krisis politik hingga sekarang.

Dilansir The Straits Times Minggu (29/11/2020), Azmin menyatakan koalisi Perikatan Nasional yang berkuasa saat ini adalah ide Mahathir.

"Perikatan bukanlah pemerintahan untuk mengisi kekosongan PM. Jika saja beliau (Mahathir) tak mundur, maka kami sudah mendukungnya," kata dia.

Azmin kemudian menjabarkan, pada 23 Februari, terdapat sebuah deklarasi dukungan bagi Mahathir Mohamad yang ditandatangani 131 anggota parlemen.

Saat itu, mereka berusaha agar politisi berjuluk Dr M tersebut bakal terus menjadi PM Malaysia penuh, atau hingga 2023 mendatang.

Dia menuturkan, pertemuan pada 23 Februari itu dihadiri enam pemimpin partai, termasuk dari oposisi seperti Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO).

Baca juga: Kawan-kawannya Meninggal Dunia, Curhat Mahathir: Saya Sendiri Sekarang

Karena itu, dia memertanyakan mengapa Dr M mau membuat Kongres Melayu dengan UMNO pada 6 Oktober tahun lalu, jika selama ini dia berkoar tak mau bekerja sama dengan mereka.

Bencana mulai datang ketika keesokan harinya (24/2/2020), Mahathir mengumumkan mundur sebagai PM Malaysia, merespons "Langkah Sheraton" itu.

"Kami langsung terlempar ke dalam krisis politik ketika perdana menteri yang berkuasa, Dr Mahathir, mengumumkan untuk mundur," jelasnya.

Menyikapinya, Azmin Ali memutuskan meninggalkan Partai Keadilan Rakyat (PKR) bersama dengan pendukungnya. Sementara Muhyiddin Yassin mengeluarkan Partai Bersatu dari Pakatan.

Dia menuturkan setelah di hari yang sama, para pemimpin partai kembali menemui Mahathir untuk meminta keterangan manuver dadakannya tersebut.

Baca juga: Anwar Ibrahim kepada Mahathir: Saya Akan Ikuti Cara Saya Sendiri

"Kami mendiskusikan apa yang terjadi sebelum bersiap kembali ke istana. Saat itu, beliau dilantik sebagai PM interim," paparnya.

Azmin melanjutkan, dalam periode 24-28 Februari mereka terus bekerja untuk mendapatkan dukungan bagi Dr M. Namun, upaya mereka sia-sia belaka.

Karena itu, berdasarkan konstitusi federal, Raja Malaysia Sultan Abdullah memimpin pemilihan berdasarkan dukungan mayoritas parlemen.

Untungnya, lanjut politisi 56 tahun itu, Muhyiddin Yassin yang mendapat suara terbanyak sehingga dia dilantik pada 1 Maret.

"Tentu, kami menjadi pemerintahan baru. Tapi bukan lewat pemilu, melainkan krisis politik yang disebabkan oleh beliau (Dr M)," keluh Azmin.

"Jika saja Dr Mahathir Mohamad tidak mengundurkan pada Senin (24 Februari), mungkin kami masuh berkuasa dengan status mayoritas kuat," ujar dia.

Baca juga: Mahathir Kecam Najib Razak: Sidang Korupsi Harus Dilanjutkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

Global
Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Global
[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Global
Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Global
Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Global
Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Global
9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com