WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Hampir dua pekan sejak Joe Biden diproyeksikan sebagai pemenang pilpres AS, Donald Trump masih belum mengaku kalah. Apakah ia punya rencana untuk membalikkan hasilnya?
Strategi hukum sang presiden untuk menentang hasil pemilu AS sepertinya tidak diacuhkan di pengadilan-pengadilan "Negeri Paman Sam".
Tim Trump masih belum mendapatkan kemenangan berarti, pun belum dapat membuktikan adanya kecurangan pemilu yang meluas, setelah mengajukan puluhan gugatan hukum.
Baca juga: Akankah Donald Trump Akhiri Tradisi Akui Kekalahan Pilpres AS?
Pengacara utamanya, mantan Wali Kota New York, Rudy Giuliani, berkata pada Kamis (19/11/2020) bahwa tim kampanye Trump mencabut gugatan hukumnya di Michigan, tempat Biden memenangkan lebih dari 160.000 suara.
Di Georgia, negara bagian itu telah mensertifikasi hasil penghitungan suara yang memberi Biden keunggulan sebesar lebih dari 12.000 suara, setelah mereka melakukan penghitungan manual pada hampir lima juta surat suara.
Setelah jalan untuk mempertahankan jabatannya tertutup rapat, Presiden Trump tampaknya mengganti strategi untuk membalikkan hasil pilpres Amerika Serikat, dari strategi legal yang peluang suksesnya rendah ke strategi politik yang peluang suksesnya lebih rendah lagi.
Inilah yang mungkin akan ia lakukan:
Ia memberi tekanan pada orang-orang yang dapat mengubah pilihan negara bagian.
Ketika warga Amerika memberikan suara dalam pemilihan presiden, mereka sebenarnya memilih dalam kontes negara bagian, bukan kontes nasional.
Mereka memilih sejumlah elektor negara bagian yang kemudian masing-masing akan memberikan satu suara untuk salah satu calon presiden.
Baca juga: Mengenal Electoral College, Kunci Kemenangan di Pilpres AS
Para elektor ini biasanya mengikuti keinginan elektorat - di Michigan, misalnya, mereka semua harus memilih Joe Biden karena ia memenangkan negara bagian itu.
Pada Senin (16/11/2020), dewan penghitungan suara yang terdiri dari dua anggota partai Republik dan dua anggota Demokrat dijadwalkan bertemu untuk menghitung suara dan secara resmi mengonfirmasi bahwa suara 16 elektor diberikan kepada Biden.
Petunjuk pertama mengenai tekanan Trump terhadap negara-negara bagian untuk mengabaikan total suara saat ini muncul menyusul laporan bahwa ia memanggil pejabat partai Republik yang awalnya menolak mensertifikasi hasil pemilihan Detroit, kota terbesar di Michigan.
Peristiwa di mana dua orang pejabat partai level rendah, di antara ribuan penghitung suara negara bagian di seluruh AS, bisa berbicara secara langsung kepada presiden AS sangatlah tidak biasa.
Mereka pada akhirnya membalik keputusan untuk memblokir proses tersebut - dan kemudian, setelah panggilan Trump, mengungkapkan penyesalan karena telah membalik keputusan mereka.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.