WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Twitter menandai 300.000 twit yang berkaitan dengan pemilihan presiden Amerika Serikat (pilpres AS) sebagai unggahan yang "berpotensi menyesatkan" dalam 2 pekan selama pemungutan suara.
Sekitar 0.2 persen dari twit yang ada berkaitan dengan pilpres AS, ungkap Twitter pada Kamis (12/11/2020).
Media sosial itu mengatakan bahwa pelabelan atau penandaan itu dikeluarkan antara 27 Oktober sampai 11 November, satu minggu sebelum dan sesudah pilpres AS yang dilaksanakan pada 3 November 2020 dan dimenangkan Demokrat, Joe Biden atas Donald Trump dari Republik.
Baca juga: Trump Kalah Pilpres AS, Hak Istimewanya di Twitter Bakal Hilang
Dari 300.000 tweet yang ditandai, 456 twit ditutupi oleh pesan peringatan dan memiliki fitur yang membatasi keterlibatan pengguna.
Twit yang ditandai tidak dapat disukai, di-retweet ataupun dibalas menurut Vijaya Gadde, kepala hukum, kebijakan, kepercayaan dan keamanan Twitter kepada AFP.
Perkiraan awalnya, sebanyak 74 persen orang melakukan apa yang mereka lihat dari twit yang menyesatkan sebelum ditandai.
Baca juga: Biden Bantah Semua Konspirasi Trump di Twitter
Angkanya menurun menjadi 29 persen setelah twit diberi tanda 'menyesatkan' dan diberi pesan peringatan.
Selama masa pemilihan presiden AS, Twitter mengunggah pesan di halaman pengguna Amerika yang dilihat 389 juta kali dengan bunyi, "mengingatkan orang-orang bahwa hasil pemilihan kemungkinan besar akan ditunda dan bahwa memberikan suara melalui pos adalah aman dan legal."
Penandaan twit di media sosial AS itu dilakukan setelah hampir setengah dari twit presiden petahana Donald Trump kerap mengklaim adanya kecurangan tanpa bukti dan mendeklarasikan bahwa dirinyalah pemenang pilpres.
Baca juga: Serba-serbi Pemilu AS: Dari Berharap Menang Hingga Putus Asa, Ini 5 Kicauan Trump di Twitter
Trump juga menuduh bahwa lawannya, Joe Biden dari Partai Demokrat telah melakukan penipuan besar-besaran selama pilpres berlangsung.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.