Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Sebut Laporan Pembunuhan Orang Kedua Al-Qaeda di Negaranya adalah "Informasi yang Dibuat-buat"

Kompas.com - 14/11/2020, 19:22 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

TEHERAN, KOMPAS.com - Iran mengatakan pada Sabtu (14/11/2020) bahwa laporan New York Time yang menyebutkan bahwa orang nomor dua Al-Qaeda terbunuh secara rahasia di Teheran, adalah "informasi yang dibuat-buat".

Pemerintah Iran juga membantah adanya kehadiran anggota kelompok Al-Qaeda di dalam negerinya, seperti yang dilansir dari AFP pada Sabtu (14/11/2020). 

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh mengatakan bahwa tuduhan itu sengaja dibuat oleh musuh Iran, Amerika Serikat dan Israel.

Baca juga: Orang Nomor Dua Al-Qaeda Dilaporkan telah Ditembak Mati di Iran

Menurutnya, negara musuh "mencoba untuk mengalihkan tanggung jawab atas tindakan kriminal (terhadap Al-Qaeda) dan kelompok teroris lainnya dalam kawasan itu, dan menghubungkan Iran dengan kelompok-kelompok tersebut secara tidak jujur. Lalu, menyampaikan informasi yang dibuat-buat ke media".

Khatibzadeh menuduh AS dan "sekutunya di kawasan" telah menciptakan Al-Qaeda melalui "kebijakan yang salah" mereka.

Baca juga: Al-Qaeda Masih Terikat Kuat dengan Taliban, Akankah Perdamaian di Afghanistan Tercapai?

Kemudian, ia menyarankan media AS untuk "tidak jatuh ke dalam perangkap skenario Hollywood yang dibuat oleh para pejabat Amerika dan Zionis".

New York Times melaporkan pada Jumat (13/11/2020) bahwa Abdullah Ahmad Abdullah, yang didakwa di Amerika Serikat atas pemboman pada 1998 di kedutaan besarnya di Tanzania dan Kenya, ditembak dan dibunuh di Teheran oleh dua operator Israel dengan sepeda motor atas perintah Washington.

Baca juga: AS Klaim 7 Pimpinan Senior Al Qaeda Tewas dalam Serangan Udara

Pemimpin senior Al-Qaeda, yang dipanggil dengan nama samaran Abu Muhammad al-Masri, tewas bersama putrinya, Miriam, janda putra Osama bin Laden, Hamza, kata New York Times, mengutip sumber-sumber intelijen.

Washington menuduh Teheran menyembunyikan anggota Al-Qaeda dan mengizinkan mereka melewati wilayahnya pada 2016, tuduhan yang dibantah oleh pejabat Teheran pada saat itu.

Baca juga: Presiden Iran: Kemenangan Joe Biden Kompensasi Kesalahan AS Sebelumnya

"Meskipun, Amerika tidak menghindar dari membuat tuduhan palsu terhadap Iran di masa lalu, pendekatan ini telah menjadi kebiasaan dalam pemerintahan AS saat ini," kata Khatibzadeh.

Dia menuduh pemerintahan Presiden Donald Trump mengejar agenda "Iranophobia" sebagai bagian dari perang "ekonomi, intelijen, dan psikologis habis-habisan" melawan Teheran.

Baca juga: Trump Kalah Pilpres AS 2020, Iran: Pengecut Itu Sudah Pergi

"Media seharusnya tidak menjadi pengeras suara untuk publikasi kebohongan Gedung Putih yang bertujuan melawan Iran," katanya.

Sejak AS secara sepihak meninggalkan kesepakatan nuklir penting antara Iran dan negara-negara besar pada 2018, pemerintahan Trump telah memberlakukan kembali sanksi ekonomi yang melumpuhkan Iran, sebagai bagian dari kebijakan "tekanan maksimum" terhadap pemerintahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com