Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Austria Keluarkan Berbagai Langkah Ketat Anti-terorisme Pasca terjadi Serangan di Wina

Kompas.com - 12/11/2020, 18:14 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Aljazeera

WINA, KOMPAS.com - Pemerintah Austria telah menyetujui berbagai langkah anti-terorisme setelah serangan mematikan di ibu kota, Wina terjadi pada pekan lalu.

Langkah tersebut mencakup kemampuan untuk mengamankan individu yang dihukum karena pelanggaran "teror" di balik jeruji besi seumur hidup.

Lalu, akan dilakukan pengawasan elektronik terhadap orang-orang yang telah bebas dari hukuman karena pelanggaran terkait teror.

Lebih lanjut, seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada Rabu (11/11/2020), pemerintah Austria akan mengkriminalisasi tindakan yang bermotif agama dan politik ekstrem.

Kanselir Sebastian Kurz mengatakan pada Rabu (11/11/2020) bahwa pemerintah juga berencana untuk menyederhanakan proses penutupan asosiasi atau masjid yang dianggap berperan dalam "radikalisasi".

Baca juga: Teror di Perancis, Macron Perkuat Kendali di Perbatasan

Selain itu, memungkinkan publik untuk melaporkan potensi aktivitas kekerasan di platform online. Pusat pendaftaran imam juga akan dibuat.

"Dalam perang melawan politik Islam, dasar ideologis di baliknya (teror) kami akan membuat tindak pidana yang disebut 'Islam politik', agar dapat bergerak melawan mereka yang bukan teroris, tetapi sedang mempersiapkan landasan untuk itu," kata Kurz kepada wartawan setelah rapat kabinet.

Langkah-langkah yang direncanakan, yang akan dibawa ke parlemen pada Desember untuk pemungutan suara, juga menyerukan penahanan preventif bagi orang-orang yang diyakini melakukan tindakan teror.

Kurz mengatakan bahkan jika orang-orang telah menjalani hukuman mereka untuk kejahatan semacam itu, tetapi belum terlihat ada deradikalisasi sepenuhnya, "kami akan memungkinkan untuk mengisolasi orang-orang itu untuk melindungi publik."

Baca juga: Teror Penembakan di Wina, 14 Tersangka Ditahan

Dalam beberapa kasus, orang yang baru saja dibebaskan akan diawasi dengan gelang atau gelang kaki elektronik, tambah Kurz, tanpa menjelaskan secara pasti kapan metode khusus ini akan digunakan, atau kapan penahanan preventif akan diterapkan.

Partai Hijau, yang kini berkoalisi dengan Partai Rakyat Kurz (OeVP), sebelumnya telah mengkritik konsep penahanan preventif saat menjadi oposisi.

Pada 2 November, terjadi penyerangan yang menewaskan 4 orang dan pelakunya telah ditembak mati oleh polisi dalam proses penangkapannya.

Dua puluh orang lainnya, termasuk seorang petugas polisi, terluka dalam kejadian itu.

Baca juga: Wina Diguncang Teror Penembakan, 1 Tewas dan 15 Orang Luka-luka

Pihak berwenang di Austria telah mengidentifikasi tersangka adalah Kujtim Fejzulai yang berusia 20 tahun.

Fejzulai berkewarganegaraan ganda, yaitu Austria dan Makedonia Utara, yang mencoba bergabung dengan ISIS di Suriah dan telah dibebaskan lebih awal pada Desember.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Global
Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Global
Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Global
Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Global
Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Global
Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Global
Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Global
Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Internasional
6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

Global
Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Global
Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Global
[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Global
Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com