Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kanselir Jerman Angela Merkel Sebut Peran Perempuan Penting dalam Proses Perdamaian

Kompas.com - 12/11/2020, 16:31 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

KOMPAS.com - Kanselir Jerman Angela Merkel membuka konferensi perdamaian antar-agama internasional yang berpusat di Lindau, Jerman, Selasa (10/11/2020). Merkel menyerukan lebih banyak dialog antar-agama.

"Kita tidak boleh memberikan ruang bagi kaum ekstremis untuk bertindak delusional yang tidak manusiawi serta menyalahgunakan agama dalam menabur perselisihan dan merusak koeksistensi perdamaian," papar Kanselir Jerman, Angela Merkel dalam pesan video yang disiarkan konferensi perdamaian agama internasional Religions for Peace (RfP).

Menurutnya hal ini penting, mengingat aksi teror mengerikan yang terjadi di Dresden, Perancis dan di Wina pada musim gugur ini.

Sambutan itu disampaikan Merkel saat membuka sidang majelis antar-agama yang tahun ini mengangkat tema “Perempuan, Keyakinan dan Diplomasi”.

Perwakilan dari agama Hindu, Buddha, Yudaisme, Kristen, Islam dan agama lainnya berbicara di platform virtual konferensi yang berlangsung selama empat hari hingga Jumat mendatang.

Baca juga: Kanselir Angela Merkel Peringatkan Jerman akan Masa Sulit Hadapi Pandemi

Perempuan banyak berkontribusi bagi perdamaian

Pertemuan tahun ini berfokus pada peran perempuan dalam pengabdiannya pada agama dan proses perdamaian.

Merkel lebih jauh menyebutkan, “Terlalu sering orang mengabaikan apa yang perempuan lakukan dalam menggerakkan koeksistensi damai dalam skala kecil maupun besar."

Para peraih penghargaan Nobel Perdamaian menjadi panutan menonjol dan menginspirasi banyak orang dengan keberanian mereka.

Sejauh ini ada 135 peraih penghargaan Nobel Perdamaian, namun hanya 17 perempuan yang meraih penghargaan itu.

Merkel menyebutkan, “Padahal tidak diragukan lagi, jauh lebih banyak perempuan yang bekerja untuk perdamaian yang pantas mendapatkan penghargaan.”

Baca juga: Wabah Corona di Jerman, Kanselir Angela Merkel Optimis namun Berhati-hati

Lebih banyak melibatkan perempuan

“Cara terbaik untuk memecahkan masalah dan konflik adalah lewat dialog," ujar Merkel sambil mengutip aktivis perempuan Pakistan, Malala Yousafzai, peraih Hadiah Nobel Perdamaian tahun 2014.

Agama dapat memberikan kontribusi yang menentukan untuk mendorong dialog perdamaian.

Lebih jauh menurut Kanselir Jerman itu, perdamaian hanya akan berkelanjutan jika perempuan dilibatkan dalam proses perdamaian.

Namun banyak penelitian menyebutkan, hanya sedikit perempuan dilibatkan dalam praktiknya, demikian diakui Merkel.

Terutama membangun partipasi berkeadilan di dalam kehidupan, pungkas Merkel.

Sementara itu Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Gutteres menyebutkan saat ini, para pemimpin agama memiliki peran yang lebih penting dari sebelumnya dalam membangun perdamaian melalui dialog antar-agama.

Tetapi tanpa partisipasi penuh dan kepemimpinan perempuan, dialog itu tidak lengkap, dan perdamaian kurang berkelanjutan.

"Saya berharap ke masa depan di mana iman dan feminisme berjalan seiring, dan di mana organisasi berbasis agama adalah aliansi untuk perdamaian dan kemajuan," tandasnya.

Baca juga: Jadi Wanita Paling Berpengaruh di Dunia, Siapa Angela Merkel?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com