Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[Cerita Dunia] Barack Obama Terpilih Lagi Jadi Presiden AS pada 2012

Kompas.com - 07/11/2020, 13:37 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Pada awal September 2012, Partai Demokrat secara resmi mencalonkan Barack Obama dan Joe Biden sebagai calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Amerika Serikat (AS).

Keduanya akan melawan kandidat dari Partai Republik yakni Mitt Romney, mantan gubernur Massachusetts, dan Paul Ryan, Anggota DPR AS dari Wisconsin.

Obama mempertahankan keunggulan signifikan atas Romney pada bulan September dalam jajak pendapat nasional.

Sebagian keunggulan Obama atas Romney tersebut merupakan hasil dari imbas konvensi partai dan sebagian karena persepsi negatif yang dianut sebagian orang tentang penantangnya dari Partai Republik.

Baca juga: Pemilu Amerika Pecah Rekor, Biden Salip Jumlah Suara Obama pada 2008

Kampanye dari kedua kandidat dilaporkan telah menghabiskan banyak biaya dan diprediksi sebagai kampanye presiden AS termahal dalam sejarah sebagaimana dilansir dari Britannica.

Obama dan Romney menampilkan diri mereka sebagai juara kelas menengah dan mereka yang bercita-cita untuk bergabung dengannya.

Obama menawarkan visi kemakmuran AS yang menyebar dari kelas menengan. Sedangkan Romney percaya bahwa kesejahteraan ekonomi dimulai di atas oleh pencipta lapangan kerja dan mengalir ke bawah.

Visi Romney tersebut diklaim Obama telah dicobanya di masa lalu dan gagal.

Baca juga: Pedas, Michelle Obama Serang Trump dan Menyebutnya Rasis

Kemenangan dalam Pemilu

Hari pemilihan umum (pemilu) yang dinantikan pun tiba yakni pada 6 November 2012. Obama dengan cepat memimpin penghitungan suara setelah itu.

Hingga pada 7 November 2012 pukul 01.00 waktu setempat, Romney mengakui kemenangan Obama setelah penghitungan suara di Alaska ditutup.

Obama sendiri meraih banyak suara di negara-negara bagian kunci seperti Ohio, Wisconsin, Nevada, New Hampshire dan Iowa sebagaimana dilansir dari Deutsche Welle.

Selain itu, Obama juga menang di negara bagian Virginia yang diperebutkan secara ketat oleh kedua kandidat.

Obama mendapat 303 electoral vote (suara elektoral), sementara hanya perlu 270suara elektoral yang diperlukan untuk mempertahankan Gedung Putih.

Baca juga: Kesampingkan Pertarungan Politik, Obama Beri Dukungan ke Trump yang Positif Covid-19

Selain menggamit suara elektoral yang tinggi, Obama juga meraup popular vote (suara populer) yang cukup tinggi.

Obama mendapat 56.234.742 suara rakyat AS sedangkan Romney mendapatkan 54.791.207 suara rakyat AS sebagaimana dilansir dari The Guardian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-826 Serangan Rusia ke Ukraina: Polemik Larangan Senjata | Belarus Tangguhkan CFE

Rangkuman Hari Ke-826 Serangan Rusia ke Ukraina: Polemik Larangan Senjata | Belarus Tangguhkan CFE

Global
Soal Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia, Ini Kata AS

Soal Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia, Ini Kata AS

Global
Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Internasional
Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Global
[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

Global
Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com