Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala Keamanan Lebanon Positif Covid-19 Setelah Berkunjung di Gedung Putih

Kompas.com - 21/10/2020, 18:05 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

BEIRUT, KOMPAS.com - Kepala keamanan Lebanon terpaksa menunda kepulangannya dari kunjungan resmi ke AS setelah dinyatakan positif terinfeksi virus corona setelah serangkaian agenda pertemuan di Gedung Putih.

Mayor Jenderal Abbas Ibrahim, direktur jenderal Keamanan Publik Lebanon, bertemu dengan para pejabat AS, termasuk David Hale, wakil menteri luar negeri urusan politik, Direktur CIA Gina Haspel, dan penasihat keamanan nasional Robert O'Brien selama kunjungannya baru-baru ini ke Washington.

Hale, serta beberapa karyawan lain dari Departemen Luar Negeri dan divisi cabang eksekutif lainnya, sekarang mengisolasi diri selama 14 hari, kata pejabat AS yang dilansir dari Arab News pada Rabu (21/10/2020).

Baca juga: Virus Corona, Singapura Bersiap Masuki New Normal pada Akhir Tahun

Direktorat Jenderal Keamanan Publik Lebanon mengatakan bahwa Ibrahim dalam "kesehatan yang baik", tetapi akan menunda kepulangannya ke Beirut setelah tes PCR.

Kepala intelijen Lebanon juga mengadakan pembicaraan dengan pejabat senior keamanan AS di Washington. Dia dijadwalkan mengadakan pertemuan di Paris sebelum kembali ke Beirut.

Di Lebanon, jumlah infeksi virus corona selama Oktober naik menjadi lebih dari 24.000 kasus, naik melewati total pada September yang sebanyak 22.000 kasus.

Baca juga: Kawasan di Kanada Ini Masih Bebas Virus Corona, Kok Bisa?

Sejak wabah virus corona dimulai pada Februari, lebih dari 63.000 kasus telah dilaporkan di negara itu, dengan 525 kematian.

Firas Abyad, direktur Rumah Sakit Universitas Rafic Hariri, mengatakan bahwa situasi pandemi di dalam negeri tidak bisa dibiarkan.

Jika dibiarkan tanpa suatu strategi penangan, maka Lebanon akan segera mencapai titik, di mana jumlah kasus virus corona kritis melebihi jumlah tempat tidur perawatan intensif yang tersedia.

Baca juga: Vaksin Corona Sputnik V Akan Diproduksi di Korea Selatan

"Dan itu akan bertepatan dengan musim dingin, ketika permintaan tempat tidur perawatan intensif meningkat untuk kasus pneumonia, misalnya,” ujar Abyad.

Abyad mengatakan kepada Arab News, "Salah satu kasus tersulit yang dapat dihadapi dokter adalah kematian seorang ibu setelah melahirkan, akibat infeksi virus corona, dan ini terjadi beberapa hari yang lalu di Tripoli."

Abyad kemudian mengeluhkan tentang "keadaan penolakan" di antara mereka yang terinfeksi virus corona, mengatakan, beberapa pihak "menganggapnya hanya sebagai flu biasa, dan tidak memikirkan konsekuensi dari penyakit tersebut."

Dia menambahkan, “Kami memiliki 215 kasus yang membutuhkan perawatan intensif di Lebanon. Kami belum sepenuhnya sibuk, tapi mungkin sebentar lagi.”

Baca juga: Gejala Positif Corona Makin Parah, Sekjen Palestina Dibawa ke Israel

Hampir 80 kota di Lebanon telah diisolasi oleh Kementerian Dalam Negeri setelah mencatat tingkat infeksi yang tinggi.

Dekrit lockdown satu pekan yang dikeluarkan pada Selasa (20/10/2020) termasuk lingkungan Ghobeiry di Beirut selatan, Haret Hreik, Burj Al-Brajneh, Tahwitet Al-Ghadeer, dan Al-Laylaki.

Menurut Kegubernuran Gunung Lebanon, beberapa pinggiran kota "gagal mematuhi tindakan pencegahan individu dan kolektif untuk membatasi penyebaran rantai infeksi aktif."

Aturan lockdown tersebut mencakup larangan "segala jenis acara sosial, pesta, dan pertemuan." Kafe, ruang permainan, taman hiburan, klub olahraga, dan taman umum juga akan ditutup berdasarkan pembatasan.

Baca juga: Berlibur ke Yunani di Tengah Virus Corona, Raja Belanda Dikecam Rakyatnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ini Penjara Terkecil di Dunia yang Terdiri 2 Sel Tanpa Jendela

Ini Penjara Terkecil di Dunia yang Terdiri 2 Sel Tanpa Jendela

Global
Carlo Acutis, Remaja Italia yang Dijuluki 'Influencer Tuhan' Akan Jadi Santo Milenial Pertama

Carlo Acutis, Remaja Italia yang Dijuluki 'Influencer Tuhan' Akan Jadi Santo Milenial Pertama

Internasional
Setelah Tanah Longsor Papua Nugini, PBB Ingatkan Adanya Risiko Penyakit

Setelah Tanah Longsor Papua Nugini, PBB Ingatkan Adanya Risiko Penyakit

Global
Gunung Meletus di Islandia Muntahkan Lava Setinggi 50 Meter

Gunung Meletus di Islandia Muntahkan Lava Setinggi 50 Meter

Global
Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir, Persempit Gerakan Hamas

Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir, Persempit Gerakan Hamas

Global
Rangkuman Hari Ke-826 Serangan Rusia ke Ukraina: Polemik Larangan Senjata | Belarus Tangguhkan CFE

Rangkuman Hari Ke-826 Serangan Rusia ke Ukraina: Polemik Larangan Senjata | Belarus Tangguhkan CFE

Global
Soal Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia, Ini Kata AS

Soal Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia, Ini Kata AS

Global
Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Internasional
Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Global
[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

Global
Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com