Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fauci: Gedung Putih Superspreader Virus Corona, Pengobatan Trump Membingungkan

Kompas.com - 10/10/2020, 14:54 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut eksperimen pengobatan Covid-19 yang dijalaninya sebagai "obat", tetapi salah satu ilmuwan terkemuka pemerintah berkata itu justru menyebabkan "kebingungan".

Anthony Fauci Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional dalam wawancara dengan CBS News pada Jumat (9/10/2020) juga menyebut, wabah virus corona di Gedung Putih yang menginfeksi puluhan orang sebagai "superspreader".

Kemudian saat ditanya tentang pujian berlebihan Trump terhadap pengobatan antibodi Regeneron, Fauci menerangkan bahwa berbicara tentang "obat" bisa menyesatkan karena belum terbukti, dan obat yang sekarang tersedia baru terbukti memiliki sedikit hasil sampai sedang.

Baca juga: Gejala Trump Saat Positif Corona dan Menilik Bagaimana Pengobatannya...

"Kami tidak memiliki indikasi apa pun - saya pikr Anda benar-benar harus bergantung pada apa yang Anda maksud dengan obat, karena itulah kata yang menyebabkan banyak kebingungan," katanya dikutip dari AFP Sabtu (10/10/2020).

Pria 79 tahun itu kemudian menyebutkan beberapa obat yang saat ini direkomendasikan, atau sudah disetujui sementara untuk melawan virus corona.

Obat-obatan itu termasuk remdesivir yang terbukti memangkas waktu pemulihan pasien di rumah sakit, dan steroid dexamethasone yang mengurangi tingkat kematian pada pasien yang butuh oksigen tambahan.

Baca juga: Trump Diberi Dexamethasone, Obat Pasien Covid-19 yang Kritis

Sementara itu pengobatan dari Regeneron termasuk dalam kelas obat yang disebut antibodi monoklonal.

Fauci berujar, walau "menjanjikan dalam uji klinis", penelitiannya masih berlangsung dan belum ada hasil akhir yang dibuat.

Fauci juga ditanyai tentang rendahnya tingkat pemakaian masker di Gedung Putih saat ini serta pelajaran apa yang bisa diambil.

"Saya pikir - data yang berbicara," katanya tentang pemakaian masker.

"Kita punya superspreader di Gedung Putih dan itu dalam situasi di mana orang-orang berkerumun serta tidak memakai masker. Jadi datanya yang berbicara sendiri."

Baca juga: Ilustrasi Sampul Majalah TIME Tampilkan Gumpalan Awan Virus Corona dari Gedung Putih

Lebih dari 30 orang diperkirakan terinfeksi Covid-19 pada upacara di Gedung Putih tanggal 26 September, untuk pencalonan Amy Coney Barret sebagai Hakim Agung AS.

Dokter kepresidenan Sean Conley mengatakan, Trump bisa kembali tampil di hadapan publik paling cepat Sabtu (10/10/2020).

Akan tetapi pengumuman itu memicu kekhawatiran lantaran Trump mungkin masih terinfeksi virus corona dan bisa menulari orang lain.

Baca juga: Seminggu Usai Positif Covid-19, Trump Tak Minum Obat Lagi

Fauci berkata bahwa dia yakin tim medis presiden tidak akan mengizinkan Trump melakukannya.

"Saya beritahu Anda, mereka akan mengujinya untuk menentukan jalur dan apakah dia (Trump) sampai pada titik di mana dia tidak terinfeksi," ucap Fauci.

"Saya bisa pastikan ke Anda bahwa mereka akan mengujinya sebelum mereka melepasnya."

Baca juga: Jika Kembali Berkampanye Hari Ini, Apakah Trump Berpotensi Tulari yang Lain?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com