Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Debat Lanjutan Capres AS Trump Vs Biden Masih Belum Pasti

Kompas.com - 09/10/2020, 11:13 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Debat lanjutan antara calon presiden petahana Donald Trump melawan pesaingnya dari Demokrat, Joe Biden berada dalam ketidakpastian seperti diwartakan Associated Press (AP) Kamis, (8/10/2020).

Baik kedua kubu saling menawarkan opsi untuk model debat setelah presiden Donald Trump terinfeksi virus corona.

Ketua Komisi Debat Presiden nonpartisan mengatakan kepada AP bahwa debat terakhir, yang dijadwalkan pada 22 Oktober, masih dijadwalkan untuk dilanjutkan dengan kehadiran kedua kandidat sesuai rencana.

 

Tapi debat Kamis depan sepertinya akan ditiadakan, setelah tim kampanye Trump keberatan dengan perubahan format komisi.

Trump yang ingin kembali ke jalur kampanye meskipun ada ketidakpastian tentang kesehatannya, mengatakan dia tidak akan berpartisipasi jika debat itu tidak dilakukan secara langsung.

Baca juga: Trump yang Positif Covid-19, Tolak Model Virtual untuk Debat Kedua dengan Joe Biden

 

Kampanye Biden kemudian menyarankan agar acara itu ditunda seminggu sampai 22 Oktober, saat debat ketiga dan terakhir sudah dijadwalkan.

Namun kemudian, pihak Trump membalas lagi bahwa mereka setuju debat akan diselenggarakan pada 22 Oktober mendatang dengan catatan secara langsung.

Mereka juga meminta agar debat ketiga ditambahkan pada 29 Oktober, tepat sebelum pemilihan.

Akan tetapi, permintaan itu tidak disepakati oleh penasihat kampanye Biden. Khususnya, karena Trump sendiri masih belum dapat dipastikan apakah dia bebas dari virus corona atau tidak.

Sejak dipulangkan dari rumah sakit pada Kamis kemarin, Dr Sean Conley yang merawat dan memantau kesehatan presiden Trump mengatakan terapi pengobatan pria 74 tahun itu sudah selesai dan Trump bisa melanjutkan kampanyenya pekan ini.

Baca juga: Trump soal Covid-19: Ini Salah China, Ini Bukan Salah Kalian

"Oleh karena tidak adanya alasan medis kenapa Komisi Debat Presidensial harus mengganti formasi debat menjadi virtual, menundanya atau bahkan mengubah dengan cara apapun," ungkap manajer kampanye Trump, Bill Stepien.

Namun, ketua komisi debat, Frank Fahrenkopf mengatakan pada Kamis malam bahwa keputusan mereka untuk mengadakan debat secara virtual, dipandu oleh penasihat medisnya di Klinik Cleveland tidak akan dibatalkan.

Komisi mengatakan mereka akan tetap "melindungi kesehatan dan keselamatan semua yang terlibat," termasuk rakyat yang diundang untuk mengajukan pertanyaan kepada para kandidat.

Dalam sebuah wawancara dengan pembawa berita Maria Bartiromo dari Fox Business, tak lama setelah pengumuman komisi, Trump bersikeras bahwa dia dalam kondisi "sangat baik" dan menyebut gagasan debat virtual sebagai "lelucon".

“Saya tidak akan melakukan debat virtual,” kata Trump.

Stepien mengatakan Trump akan menggelar rapat umum daripada debat Kamis depan, meskipun belum jelas apakah dia cukup sehat untuk melakukan itu.

Baca juga: Debat Cawapres AS, Kamala Harris Olok-olok Trump Kegagalan Bersejarah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com