Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahathir Mengaku Diabaikan Anwar Ibrahim sejak Diampuni Raja Malaysia

Kompas.com - 03/10/2020, 19:12 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Politisi gaek Mahathir Mohamad menyatakan, dia sudah diabaikan oleh Anwar Ibrahim sejak menerima pengampunan dari Raja Malaysia.

Tak hanya itu. Mantan perdana menteri "Negeri Jiran" tersebut juga mengaku Anwar "dingin dan kritis" kepadanya ketika masih di koalisi Pakatan Harapan.

Anwar Ibrahim mendapatkan pengampunan dari Raja Malaysia saat itu, Yang di-Pertuan Agong Muhammad V dari Kelantan atas kasus tuduhan sodomi.

Baca juga: Anwar Ibrahim Mengaku Kantongi Suara Mayoritas, Ini Respons Mahathir Mohamad

Ampunan itu diberikan setelah Mahathir Mohamad membawa koalisi Pakatan Harapan memenangkan pemilihan Malaysia pada Mei 2018.

Kepada Malaysia Gazette, politisi berjuluk Dr Ma itu mengungkapkan, setelah keluar dari penjara Anwar langsung mengunjungi semua orang.

Namun, tidak dengan dirinya. Dr M mengklaim saat itu mantan wakilnya periode 1993-1998 itu tak bertemu untuk menunjukkan terima kasih.

Dikutip Free Malaysia Today Kamis (1/10/2020), Presiden Partai Keadilan Rakyat itu juga "kritis" kepadanya selama memerintah.

Sikap itu, diakui Mahathir, membuatnya sulit untuk mengembalikan Anwar ke dalam pemerintahan, dengan memberikannya jabatan menteri.

"Jika saya harus mencabut satu menteri dari kabinet dan menunjuknya, tentu saya harus berpikir. Keuntungan apa yang asya dapat?" kata dia.

Baca juga: Mahathir Tidak Akan Calonkan Diri di Pemilu Malaysia Selanjutnya

Mantan PM berusia 95 tahun tersebut mengakui, dia memang berjanji kepadanya bakal menyerahkan jabatan PM setelah dua tahun menjabat.

Adapun hingga mengundurkan diri di Februari lalu, Mahathir sama sekali tidak memberikan kepastian kapan dia akan turun takhta.

"Tentu kita harus mengingat, jika kita ingin menunjuk seseorang sebagai PM, itu harus atas seirin parlemen," kilah Mahathir.

Dia kemudian melontarkan sindiran mengenai klaim Anwar Ibrahim bahwa dia mendapatkan mayoritas dukungan di parlemen pekan lalu.

Baca juga: Disebut Paling Gembira karena Anwar Ibrahim Tak Menggantikannya, Ini Jawaban Mahathir

Kini, yang Anwar butuhkan adalah restu dari Raja Malaysia Abdullah dari Pahang untuk membentuk pemerintahan menggantikan PM Muhyiddin Yassin.

Mahathir Mohamad menuturkan, Anwar pernah melakukan aksi serupa di masa lalu yang ternyata tidak pernah terbukti kebenarannya.

"Hanya saja untuk kali ini, saya tidak tahu. Jika benar demikian klaimnya, maka Muhyiddin jelas harus lengser," papar Dr M.

Muhyiddin pun, kata Dr M, hanya mempunyai dua kursi mayoritas di pemerintahannya. "Jika dua itu sakit perut, maka hilanglah sudah," ujar dia.

Baca juga: Mahathir Disebut Sangat Senang dengan Langkah Sheraton yang Jatuhkan Pakatan Harapan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com