Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahrain-Israel Damai: Mesir Gembira, Turki dan Iran Murka

Kompas.com - 12/09/2020, 20:10 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KAIRO, KOMPAS.com - Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi menganggap perjanjian normalisasi hubungan diplomatik antara Israel dan Bahrain sebagai langkah maju menuju perdamaian di wilayah tersebut.

Hal itu diungkapkannya pada Jumat (11/9/2020) sebagaimana dilansir dari Anadolu Agency, Sabtu (12/9/2020).

"Saya menghargai langkah penting ini untuk membangun stabilitas dan perdamaian di Timur Tengah, dan dengan cara yang mencapai penyelesaian yang adil dan permanen untuk perjuangan Palestina," tulis al-Sisi di akun Twitternya.

Dia juga berterima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan langkah tersebut.

Baca juga: Bahrain Damai dengan Israel, Iran: Memalukan

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan kesepakatan normalisasi hubungan diplomatik antara Israel dan Bahrain dalam momen peringatan 11 September 2001 atau 9/11.

Kedua negara dilaporkan bakal menandatangani perjanjian itu dalam upacara yang berlangsung Gedung Putih pada 15 September nanti sebagaimana dilansir dari AFP.

Bahrain menjadi negara kedua di kawasan teluk Arab yang menjalin pemulihan hubungan diplomatik dengan Israel setelah Uni Emirat Arab (UEA).

Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri Turki mengecam keras keputusan Bahrain untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.

Baca juga: Trump Umumkan Pemulihan Relasi Israel dan Bahrain di Momen 9/11

Dilansir dari Reuters, Kementerian Luar Negeri Turki menambahkan kesepakatan tersebut akan memberikan pukulan baru bagi upaya membela perjuangan Palestina.

"Ini selanjutnya akan mendorong Israel untuk melanjutkan praktik tidak sah terhadap Palestina dan upayanya untuk menjadikan pendudukan tanah Palestina permanen," tulis Kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pernyataan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com