Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikuti Jejak UEA, Bahrain Resmi Berdamai dengan Israel

Kompas.com - 12/09/2020, 11:20 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

TEL AVIV, KOMPAS.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Jumat (11/9/2020) mengumumkan kesepakatan normalisasi hubungan antara negaranya dengan Bahrain.

Kesepakatan ini kembali memantik kecaman dari Palestina, tak sampai sebulan setelah UEA kembali menjalin hubungan diplomatik dengan negara Yahudi itu.

"Warga Israel, saya tergerak untuk dapat memberitahu Anda bahwa malam ini, kami mencapai kesepakatan damai dengan negara Arab lainnya, Bahrain."

"Kesepakatan ini setelah perdamaian bersejarah dengan Uni Emirat Arab," kata Netanyahu dalam pernyataan berbahasa Ibrani yang dikutip AFP.

Baca juga: Liga Arab Tolak Permintaan Palestina untuk Kecam Normalisasi Hubungan UEA-Israel

Spekulasi telah merebak di kalangan media Israel, bahwa kesepakatan damai dengan Bahrain akan terjalin hari itu.

Perjanjian damai ini juga diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, dan dikonfirmasi pejabat senior Bahrain.

Dengan demikian Bahrain menjadi negara Teluk kedua dan negara Arab keempat yang menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.

Baca juga: Perjanjian Bersejarah UEA-Israel Bakal Ditandatangani di AS

Sebelumnya Mesir telah berdamai dengan Israel pada 1979 dan Yordania menyusul pada 1994.

Kemudian UEA mengikuti jejak kedua negara tersebut pada 13 Agustus 2020.

"Kami membutuhkan waktu 26 tahun untuk beralih dari perjanjian damai kedua menjadi yang ketiga... tetapi 29 hari untuk beranjak dari perjanjian damai negara Arab ketiga menjadi yang keempat," ucap Netanyahu.

"Dan akan ada lebih banyak lagi. Ini adalah era baru perdamaian."

Baca juga: Hezbollah dan Hamas Bertemu, Ini yang Mereka Bicarakan soal Israel

Otoritas Palestina di Tepi Barat dan gerakan radikal Hamas yang menguasai Jalur Gaza sama-sama mengecam kesepakatan Israel-Bahrain.

Perjanjian itu adalah "tusukan di belakang perjuangan Palestina dan rakyat Palestina," seperti kesepakatan UEA-Israel yang diumumkan bulan lalu, kata Menteri Urusan Sosial Otoritas Palestina Ahmad Majdalani kepada AFP.

Hamas kemudian mengatakan, itu adalah "agresi" yang menimbulkan "prasangka serius" terhadap perjuangan Palestina.

Setelah kesepakatan UEA-Israel, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo memulai tur regional, untuk berusaha meyakinkan negara-negara termasuk Bahrain, Sudan, dan Oman agar mengikutinya.

Baca juga: ‘Darah Rakyat Palestina’, Tulisan Protes Sebelum Timnas Israel Berlaga di Skotlandia

Sumber tingkat tinggi Israel pekan ini menyiratkan kepada AFP, bahwa kesepakatan dengan Bahrain adalah yang terdekat untuk diamankan.

Bahrain turut berpartisipasi dalam seremoni pada Januari di Washington, ketika Trump mengumumkan rencana perdamaian di Timur Tengah, yang pada dasarnya memberi lampu hijau pada pencaplokan sebagian besar Tepi Barat yang diduduki Israel.

Di bawah perjanjian normalisasi dengan UEA, Israel setuju untuk menangguhkan aneksasi Tepi Barat, tetapi Netanyahu bersikeras rencana pencaplokan tetap ada.

Baca juga: Foto Viral Lutut Tentara Israel Tindih Leher Aktivis Lansia Palestina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com