Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di AS Sudah Lebih dari 500.000 Anak Positif Covid-19, Sejak Awal Pandemi

Kompas.com - 09/09/2020, 18:58 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber CBS News

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Lebih dari 500.000 anak di Amerika Serikat (AS) telah dites positif terinfeksi virus corona sejak pandemi dimulai, pada awal tahun ini.

Menurut American Academy of Pediatrics (AAP) yang dikutip dari CBS News pada Selasa (8/9/2002), jumlah korban anak-anak tersebut mewakili 9,8 persen dari semua kasus Covid-19 di AS.

Menurut penghitungan oleh Universitas Johns Hopkins, total kasus Covid-19 di AS, yaitu 6,3 juta kasus.

AAP melaporkan ada 70.630 kasus anak baru, meningkat 16 persen selama 2 minggu, antara 20 Agustus dan 3 September.

Baca juga: Timbulkan Reaksi Negatif, Pengujian Vaksin Corona AztraZeneca Ditunda

Sehingga, total kasus virus corona pada anak secara nasional menjadi 513.415.

Puerto Rico termasuk di antara 6 negara bagian dan teritori yang menunjukkan peningkatan kasus anak.

AAP dan Asosiasi Rumah Sakit Anak (CHA) mengumpulkan data anak-anak dari berbagai usia, seperti yang dilaporkan oleh 49 departemen kesehatan negara bagian, New York City, Puerto Rico dan Guam. Tidak termasuk Texas. 

Baca juga: Salahkan Gay atas Wabah Virus Corona, Pemimpin Gereja Ortodoks Ini Terinfeksi Covid-19

Kematian anak akibat virus corona

Laporan itu juga menunjukkan jumlah kematian kumulatif di AS untuk anak-anak akibat virus corona adalah 103.

Dalam subset data yang dianalisis dari 42 negara bagian dan New York City, kematian anak-anak adalah 0-0,3 persen dari semua kematian akibat Covid-19.

"Saat ini, penyakit parah akibat Covid-19 terlihat jarang terjadi pada anak-anak," kata AAP.

Namun, para ahli kesehatan mengatakan bahwa anak-anak dapat menyebarkan Covid-19.

Baca juga: Presiden Xi Jinping: China Telah Lewati Cobaan Virus Corona yang Luar Biasa

Sementara itu, Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) telah mengeluarkan data baru tentang penyakit anak yang mematikan dan misterius yang terkait dengan virus corona.

Sejak pertengahan Mei, CDC telah mengikuti wabah Penyakit Inflamasi Multisistem pada Anak-anak (MIS-C) atau kadang-kadang disebut sebagai PMIS.

CDC menggambarkannya sebagai "kondisi langka, tetapi serius terkait dengan Covid-19" yang terkadang muncul setelah penyakit terinfeksi atau setelah kontak dengan seseorang yang terjangkit virus corona.

Alih-alih menyerang paru-paru seperti penyakit virus corona baru pada orang dewasa, sindrom ini, meski nampaknya sangat jarang, dapat memicu komplikasi jantung yang serius, bahkan mematikan pada anak-anak.

Baca juga: Eks PM Italia Silvio Berlusconi Membaik Usai Positif Virus Corona

Pada 3 September, CDC telah mengumpulkan laporan dari 792 kasus MIS-C yang dikonfirmasi dan 16 kematian di 42 negara bagian, New York City dan Washington DC.

Kasus lain sedang diselidiki, menurut CDC.

Data CDC menunjukkan bahwa "kebanyakan kasus terjadi pada anak-anak antara usia 1 dan 14 tahun, dengan usia rata-rata 8 tahun."

Mereka juga mencatat bahwa "lebih dari 70 persen kasus yang dilaporkan terjadi pada anak-anak yang Hispanik atau Latino (276 kasus) atau Non-Hispanik Hitam (230 kasus)."

Baca juga: China Pamerkan Calon Vaksin Corona Buatan Sendiri untuk Pertama Kalinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com