Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buku Ini Ungkap Kelihaian MBS Menangkan Hati Trump Sehingga Jadi Putra Mahkota Arab Saudi

Kompas.com - 09/09/2020, 13:17 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Daily Mail

KOMPAS.com - Putra mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS) memenangkan hati Donald Trump dengan cara menyanjungnya, melecehkan Barack Obama dan Hillary Clinton, serta membuat menantu Trump sekaligus penasihat Gedung Putih Jared Kushner, seakan-akan sebagai orang penting.

Hal itu diungkapkan oleh sebuah buku berjudul Blood And Oil: Mohammed Bin Salman's Ruthless Quest For Global Power yang ditulis oleh Bradley Hope dan Justin Scheck sebagaimana dilansir dari Daily Mail, Jumat (4/9/2020) pekan lalu.

MBS menyambut baik kemenangan Trump dalam pemilihan umum (pemilu) Amerika Serikat (AS) pada 2016, mengalahkan Hillary Clinton, dan menjadi Presiden AS.

MBS menyukai Trump karena dia membenci kesepakatan Obama dengan Iran dan tampaknya tidak terlalu peduli dengan hak asasi manusia (HAM).

Pewaris takhta Kerajaan Arab Saudi itu melihat Trump sebagai 'pria yang bisa dimenangkan dengan sedikit sanjungan'.

Baca juga: MBS Perintahkan Penangkapan Tiga Anggota Senior Kerajaan Arab Saudi

Ketika bertemu dengan Trump pada 2017, MBS bermain-main dengan mencaci target favorits Trump: Obama dan Clinton.

Trump juga berkunjung ke Ibu Kota Arab Saudi, Riyadh, pada di mana dia berpose dengan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud dan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi memegang bola dunia yang bercahaya.

Trump juga meminum minuman ringan Diet Coke dari teko kopi tradisional Arab. Beberapa pekan setelah itu, MBS ditunjuk Raja Salman sebagai Putra Mahkota Arab Saudi.

Hope dan Scheck mengatakan bahwa MBS tahu bagaimana cara berhadapan dengan orang yag leboh tua dari pengalamannya bergaul dengan para pangeran Arab Saudi lain.

Baca juga: Kushner Berjumpa Putra Mahkota Arab Saudi MBS, Apa yang Dibahas?

Sebuah Peluang

Sebelum mencalonkan diri sebagai presiden, Trump menuntut agar Arab Saudi memberikan minyak gratis kepada AS selama sepuluh tahun ke depan atau mereka tidak akan melindungi pesawat Boeing 747 pribadi mereka.

Selain itu, Trump juga berkampanye untuk melarang Muslim datang ke AS sehingga banyak negara-negara Muslim yang ingin Trump kalah dalam pemilu.

Namun, MBS melihat Trump sebagai sebuah sebuah peluang. Dia menempatkan slogan kampanye Trump tak lebih dari gertakan sambal.

MBS lebih memilih Trump agar menang pemilu daripada Clinton yang dia anggap 'menjengkelkan', yang lebih mungkin mengganggu kerajaan tentang HAM dan kebebasan bagi wanita.

Selain itu, penguasa Saudi membenci kesepakatan nuklir yang dibuat Obama dengan musuh bebuyutan mereka, Iran.

Mereka khawatir Iran akan menggunakan keuntungan ekonomi untuk menyebabkan 'kekacauan' di Timur Tengah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com