Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah Berusia 87 Tahun, Penyihir Kota di Selandia Baru Ini Harus Pensiun

Kompas.com - 09/08/2020, 19:26 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

CHRISTCHURCH, KOMPAS.com - Selama beberapa dekade, di salah satu kota di Selandia Baru, Christchurch telah mempekerjakan seorang penyihir secara resmi, sejak 1998. Kini sang penyihir telah berusia 87 tahun dan akan digantikan dengan generasi yang baru.

Melansir New York Post pada Minggu (9/8/2020), Ian Brackenbury, seorang laki-laki asal Inggris yang telah menetap di Selandia Baru sejak 1970. Kemudian, dia mendaptakan pekerjaan menarik sebagai seorang penyihir kota.

Brackenbury bekerja sebagai seorang penyihir sejak 1998 dan dibayar senilai 10.400 dollar AS (Rp 152,4 juta) setiap tahunnya oleh Dewan Kota Christchurch untuk "sihir."

Baca juga: Raup Rp 197 Triliun Sehari, Pendapatan Bos Amazon Hampir Setara PDB Selandia Baru

Seolah ingin menegaskan keseriusannya, ia bahkan memegang SIM Selandia Baru yang dikeluarkan untuk The Wizard, meski ia mengatakan belum secara resmi mengganti namanya.

Sehari-harinya ia berkeliling di jalanan kota dengan menggunakan jubah dan topi hitamnya. Menyapa setiap pejalan kaki dan menyampaikan beberapa celotehan-celotehan teori hidupnya.

“Setiap hari dunia menjadi lebih serius, jadi kesenangan adalah hal yang paling kuat di dunia saat ini,” kata Brackenbury baru-baru ini, merefleksikan bagaimana pekerjaannya bukan tentang merapal mantra, tetapi tentang mengajak orang-orang yang ditemuinya untuk bersenang-senang.

Baca juga: Tulis Novel Selama Ditahan di Kamp, Pengungsi Ini Dapat Suaka dari Selandia Baru

Brackenbury dengan konstum dan kebiasaannya sebagai seorang penyihir kota telah menjadi ikon wisata yang mempromosikan kota Christchurch, yang mana kehadirannya diberi skor 4-5 dari sebuah platform perjalanan wisata.

Hal itu, mendorong Dewan Kota Christchurch untuk menempatkan pekerjaannya dalam sebuah daftar gaji resmi.

Menurut Dewan Kota Christchurch, tugas resmi Brakenbury termasuk mempromosikan acara, pariwisata lokal, menyapa serta memberikan pertunjukkan untu para pejabat, menurut informasi dari CNN.

Baca juga: PM Selandia Baru Pecat Menterinya yang Selingkuh

Brackenbury diundang untuk menerima posisi resmi sebagai penyihir kota melalui surat dari Perdana Menteri saat itu, Mike Moore, yang memintanya untuk menjadi penyihir pertama.

“Tidak diragukan lagi akan ada hal-hal lain di bidang mantra, berkah, kutukan, dan hal-hal supernatural lainnya yang berada di luar kompetensi Perdana Menteri belaka,” tulis Moore saat itu dalam sebuah pernyataan.

Semenjak saat itu, Brackenbury ia sangat dikenal. "Saya telah menjadi orang paling populer di Christchurch sejak saat itu, dan orang yang paling dibenci oleh para birokrat," ujarnya.

Kemudian, setelah ia pensiun kabarnya seorang laki-laki muda berusia 39 tahun bernama Ari Freeman, yang akan menggantikan tugasnya.

Freeman yang biasanya mengajar gitar dan terlibat dalam sebuah band aliran psikedelik, sudah beberapa kali terlihat bersama dengan Brackenbury menggunakan kostum penyihir sambil berkeliling kota.

Saat Brackenbury dan Freeman duduk di sebuah meja di luar kafe di dalam kota yang cerah saat itu, seorang pengendara sepeda paruh baya memanggil mereka, "Jangan mantera mantera sobat!"

Seperti adatnya penyihir kota Christchurch lakaukana, "Tidak bisa janji," balas Freeman, seperti yang dikutip dari CNN pada Minggu (9/8/2020).

Baca juga: Spesies Baru Ular Hijau di India Dinamai Mirip Penyihir Salazar Slytherin

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com