Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tulis Novel Selama Ditahan di Kamp, Pengungsi Ini Dapat Suaka dari Selandia Baru

Kompas.com - 24/07/2020, 14:31 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber Gulf News

WELLINGTON, KOMPAS.com - Seorang pengungsi keturunan Kurdi-Iran yang menulis novel melalui ponsel dan memenangkan penghargaan selama ditahan di kamp penahanan Pasifik yang terkenal di Australia diberikan suaka oleh Selandia Baru pada Jumat (24/7/2020).

Melansir Gulf News, sang novelis, Behrouz Boochani telah berada di Selandia Baru sejak November lalu ketika dia mendaftarkan statusnya sebagai pengungsi.

Sebelumnya, dia menghadiri festival sastra yang mengangkat tema tentang 6 tahun sebagai seorang yang tak dianggap di negara mana pun di bawah kebijakan imigrasi garis keras Australia.

Imigrasi Selandia Baru mengatakan lamaran Boochani telah sukses yang artinya dia punya hak untuk tinggal di negara Pasifik Selatan tanpa batas.

Baca juga: PM Selandia Baru Pecat Menterinya yang Selingkuh

"Tuan Boochani dikenal sebagai seorang pengungsi di bawah Konvensi 1951 yang berkaitan dengan status pengungsi dan protokol 1967-nya," ujar pernyataan suaka dan tidak memberikan detil lebih lanjut dengan alasan privasi.

Laporan-laporan yang ada mengatakan keputusan itu diberikan kepada Boochani pada Kamis (23/7/2020) saat dia berulang tahun yang ke-37.

"Adalah hal yang penting bahwa kini saya punya masa depan yang jelas, saya kini merasa lebih kuat, saya merasa lebih stabil untuk melanjutkan pekerjaan di sini," ungkap Boochani dikutip situs web stuff.co.nz.

Boochani dengan telaten menulis sebuah buku berjudul "No Friend but The Mountains" (tak ada kawan hanya pegunungan) di WhatsApp selama ditahan di kamp pengungsi Pulau Manus yang dikelola Australia di Papua New Guinea.

Kini kamp pengungsi itu telah resmi ditutup.

Baca juga: Menkeu Selandia Baru: Kondisi Perekonomian Lebih Baik dari yang Diproyeksi

Boochani telah diselamatkan dari kapal yang tenggelam di perairan Australia pada 2013 dan ditahan di Papua New Guinea di bawah kebijakan adopsi Canberra yang mencegah pencari suaka menginjakkan kaki di tanah Australia.

Tulisannya meraih berbagai penghargaan, termasuk Penghargaan Sastra Terkaya Australia dan Penghargaan Sastra Victorian Prize.

Juru bicara Partai Hijau untuk urusan HAM Selandia Baru, Golriz Ghahraman, seorang pendukung setia Boochani mengatakan keputusan pengungsi itu menunjukkan bahwa Selandia Baru adalah tempat di mana keadilan dan kasih sayang berada.

"Orang-orang yang lari dari siksaan dan penganiayaan atas dasar agama, ras dan pandangan politik berhak mendapatkan rumah, mereka berhak mendapatkan perlindungan," ujar Ghahraman.

Baca juga: Gaet Bintang Porno di Iklan Internet Positif, Ini Alasan Selandia Baru

"Dengan sepenuh hati saya ucapkan selamat datang Behrouz," ujar aktivis wanita itu.

Saat ini Boochani dilaporkan bekerja sebagai peneliti di Canterbury University di kota Christchurch, Selandia Baru.

Dia terbang dari Iran ke Indonesia pada 2013 ketika majalah Kurdi, media tempat dia bekerja digrebek oleh tentara militer karena menerbitkan artikel-artikel anti-pemerintah.

Dia kemudian membayar seorang penyelundup agar membawanya ke Australia namun pelayaran membawanya ke Pulau Manus, Papua New Guinea.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-805 Serangan Rusia ke Ukraina: Jika Perancis Kirim Pasukan | Mengenal Chloropicrin

Rangkuman Hari Ke-805 Serangan Rusia ke Ukraina: Jika Perancis Kirim Pasukan | Mengenal Chloropicrin

Global
Serangan Israel Tewaskan Komandan Angkatan Laut Hamas

Serangan Israel Tewaskan Komandan Angkatan Laut Hamas

Global
Hamas Tolak Berkompromi Lebih Banyak dengan Israel Terkait Gencatan Senjata

Hamas Tolak Berkompromi Lebih Banyak dengan Israel Terkait Gencatan Senjata

Global
Israel Serang Rafah: Jalanan Sepi, Warga Ketakutan

Israel Serang Rafah: Jalanan Sepi, Warga Ketakutan

Global
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam Dibubarkan Polisi

Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam Dibubarkan Polisi

Global
Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Global
AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

Global
Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Global
Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Global
Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Global
Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Global
Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Global
India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

Global
Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com