Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

560 Orang Tewas Selama Demo Anti-pemerintah di Irak

Kompas.com - 31/07/2020, 15:22 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber CGTN News

BAGHDAD, KOMPAS.com – Pemerintah Irak melaporkan bahwa setidaknya 560 warga dan petugas keamanan tewas akibat aksi protes anti-pemerintah yang berlangsung selama berbulan-bulan pada tahun lalu.

Perdana Menteri Irak Mustafa Al Kadhimi berjanji untuk menyelidiki kematian dan penahanan ratusan demonstran dalam aksi yang menggulingkan pemerintah sebelumnya.

Dilansir dari CGTN News, Jumat (31/7/2020), jumlah korban tewas tersebut sama dengan yang dilaporkan oleh beberapa media dan kelompok hak asasi manusia (HAM).

Penasihat Perdana Menteri Irak Hisham Daoud mengatakan, semua orang yang tewas dalam aksi tersebut akan dianggap sebagai martir.

Baca juga: Zona Hijau Diserang, Rudal Hampir Hantam Kedubes AS di Irak

Dia menambahkan, pihak keluarga korban akan ditawari 8.380 dollar Amerika Serikat (AS) atau senilai Rp 122 juta sebagai kompensasi.

Aksi demonstrasi itu bermula pada 1 Oktober 2019 dan terus berlanjut selama beberapa bulan berikutnya.

Ratusan ribu rakyat Irak menuntut lapangan pekerjaan dan pemecatan elite penguasa yang dianggap korup.

Aksi demonstrasi yang semakin meluas dan masif tersebut menyebabkan pengunduran diri Perdana Menteri Adel Abdul Mahdi.

Baca juga: Cegah Tentara Turki Masuk Lebih Jauh, Pasukan Irak Siaga di Perbatasan

Setelah itu, mantan kepala dinas intelijen Irak, yakni Mustafa Al Kadhimi, naik ke tampuk kekuasaan menggantikan Mahdi.

Pada Kamis (30/7/2020), sebuah komite pencari fakta bertugas untuk menyelidiki kematian dua pengunjuk rasa yang tewas pada Minggu (26/7/2020).

Menteri Dalam Negeri Irak Othman Al Ghanimi mengatakan, akibat insiden tersebut, tiga personel petugas keamanan ditangguhkan dan digiring ke meja hijau.

Mereka terbukti bersalah karena menggunakan peluru tajam untuk melawan pengunjuk rasa.

Baca juga: Trump Sebut Keputusan Bush soal Perang Irak adalah yang Terburuk dalam Sejarah Amerika

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com