Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Iran: 25 Juta Rakyat Terkena Covid-19

Kompas.com - 18/07/2020, 23:17 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

TEHERAN, KOMPAS.com - Presiden Iran, Hassan Rouhani, mengungkapkan 25 juta rakyatnya terinfeksi Covid-19, dengan menuturkan negaranya belum mencapai level herd immunity.

Rouhani merupakan pejabat tinggi Iran pertama yang menyatakan mereka berusaha mengalahkan virus corona dengan pendekatan kekebalan kelompok.

Sejak terdeteksi pertama di China, Covid-19 sudah menginfeksi hampir 14 juta orang, dengan lebih dari 588.000 korban meninggal di seluruh dunia.

Baca juga: Anak Pulang dari Pesta Sebabkan Ayah Kritis Terkena Covid-19

Teheran sendiri berjibaku dengan meningkatnya kasus infeksi maupun angka kematian, setelah dua bulan terakhir mencatatkan penurunan.

Dalam 24 jam terakhir hingga Sabtu (18/7/2020), kementerian kesehatan setempat melaporkan 2.166 kasus positif dengan 188 korban meninggal.

Dengan demikian, sejak kasus pertama pertengahan Februari, mereka mencatatkan 271.606 penularan dan 13.979 kematian, dilaporkan AFP.

Kenaikan itu memaksa pemerintah untuk menerapkan kembali lockdown, dengan Teheran menambah kembali durasi karantina wilayah pada Jumat (17/7/2020).

"Estimasi kami, saat ini 25 juta rakyat Iran sudah terinfeksi virus corona," kata Hassan Rouhani dalam pertemuan dengan gugus tugas penanganan wabah.

Dia menjelaskan berbekal studi dari kementerian kesehatan, pihaknya harus siap jika angka infeksinya mencapai 30-35 juta orang.

"Kita bahkan belum mencapai herd immunity. Kita tak punya pilihan selain bersatu dah memutus mata rantai penyebaran virus," tegasnya.

Baca juga: Cegah Covid-19, PSK di Negara Ini Kerja Pakai Jas Hujan Transparan

Wakil kepala bidang komunikasi presiden, Alireza Moezi, mengatakan angka 25 juta itu merujuk mereka yang terkena virus dan mencapai kekebalan penuh.

Presiden Iran berusia 71 tahun itu menerangkan, mereka harus siap untuk menambah jumlah kamar inap di rumah sakit untuk menghadapi gelombang baru.

Dia menjelaskan, berdasarkan studi dari 1.000 orang yang terpapar dengan wabah, sebanyak 500 di antaranya tak menunjukkan gejala.

Dia memperingatkan orang tanpa gejala ini menjadi tantangan serius karena bisa menyebarkannya dibanding mereka yang tak bergejala.

Sejak mencatatkan kasus pertama, Iran tidak menerapkan lockdown penuh. Tapi menutup sekolah, melarang bepergian antar-wilayah, dan membatalkan pertemuan publik pada Mart.

Penegakan aturan pembatasan tersebut mulai dicabut satu bulan kemudian untuk menggerakkan lagi ekonomi rival Arab Saudi di Timur Tengah itu.

Baca juga: Cerita Warga Wuhan soal Covid-19 di AS: Orang Amerika Egois

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com