Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tukang Gali Kubur di Brasil: Kami Tidak Takut Apa pun Kecuali Covid-19

Kompas.com - 15/06/2020, 07:01 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber Fox News

BRASILIA, KOMPAS.com - Kuburan di Brasil digali kembai untuk memberi ruang bagi pemakaman yang meningkat di tengah wabah virus corona.

Dilansir Fox News, tepatnya di kota Sao Paulo kuburan lawas telah mulai digali untuk menciptakan lebih banyak ruang karena wabah virus corona terus menggerus Brasil.

Dalam sebuah pernyataan pada Jumat (12/06/2020), layanan pemakaman kota Sao Paulo mengatakan sisa-sisa orang yang meninggal setidaknya tiga tahun yang lalu akan digali dan dimasukkan ke dalam tas bernomor, kemudian disimpan sementara dalam wadah yang akan dikirim ke kuburan lain dalam waktu 15 hari.

Baca juga: Bagaimana Wabah Virus Corona Berubah Jadi Politis di Brasil

Pada April, penggali kubur di pemakaman Vila Formosa mengubur 1.654 orang, meningkat 500 dari bulan sebelumnya. Namun, nomor untuk bulan Mei dan Juni masih belum tersedia.

Adenilson Costa, seorang penggali kubur di Vila Formosa, mengatakan bahwa pekerjaan mereka semakin sulit selama pandemi dan dia takut dengan apa yang akan terjadi.

“Dengan pembukaan mal dan toko ini, kami menjadi semakin khawatir. Kami tidak dalam kurva (menurun); kami berada di puncak dan orang-orang tidak menyadarinya,” kata Costa.

Baca juga: Setelah Trump, Presiden Brasil Ancam Keluar dari WHO

"Ini belum berakhir. Sekarang adalah saat yang mengkhawatirkan. Dan masih banyak orang yang ada di luar (karena tidak mematuhi protokol kesehatan). "

Penurunan pasien pada tempat perawatan intensif menjadi sekitar 70 persen mendorong Wali kota Bruno Covas untuk membuka kembali sebagian bisnis, yang telah mendorong kerumunan orang di seluruh kota yang tidak peduli dengan jaga jarak sosial.

“Orang-orang mengatakan tidak ada yang menakutkan bagi para penggali kubur. Nyatanya, Covid telah membuat kami takut,” kata Costa.

Baca juga: Virus Corona, Rumah Sakit di Kota Terbesar Brasil Hampir Kolaps

Brasil adalah negara yang paling terinfeksi nomor dua di dunia dengan total 832.866 kasus, dan melampaui AS pada Jumat lalu sebagai negara dengan jumlah kematian tertinggi kedua dari pandemi, dengan lebih dari 42.055 korban meninggal sejauh ini.

Sao Paulo sendiri menyumbang 5.480 dari kematian itu, menjadikannya salah satu pusat penyebaran paling parah di negara yang paling terpukul di Amerika Latin itu.

Sementara gubernur dan wali kota di seluruh negeri telah berusaha untuk memerangi pandemi, Presiden Brasil Jair Bolsonaro secara konsisten menolak segala upaya penguncian.

Baca juga: Naik 14.919 dalam 24 Jam, Kasus Covid-19 di Brasil Lampaui Italia dan Spanyol

Prioritas dan upayanya pada perekonomian daripada kesehatan rakyatnya membuat jurnal medis Inggris The Lancet memberi label kepada pria itu sebagai ancaman terbesar bagi Brasil.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini melabeli Amerika Selatan "secara efektif" merupakan pusat penyebaran baru untuk pandemi Covid-19.

Situasi di Brasil hanya akan terus memburuk jika tindakan untuk kasus yang lebih parah tidak segera dilakukan.

"Secara keseluruhan, sistem kesehatan masih mengatasi (wabah ini) di Brasil, meski pun, setelah mengatakan itu, jumlah kasus parah yang berkelanjutan masih harus dipantau (ke depan)," kata Dr Michael Ryan, kepala darurat WHO.

Baca juga: 38 Suku Amazon di Brasil Terinfeksi Virus Corona

"Jelas bahwa sistem kesehatan di seluruh Brasil membutuhkan dukungan yang signifikan untuk mempertahankan upaya mereka dalam hal ini."

"Tetapi data yang kami miliki saat ini menunjukkan bahwa sistem di bawah tekanan, meski sistem masih mampu mengatasi sejumlah kasus parah."

Para ahli memperkirakan bahwa puncak pandemi Brasil akan terjadi pada Agustus, dengan upaya untuk mencegah virus telah gagal dan mencapai bagian dalam negara tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com