Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tukang Gali Kubur di Brasil: Kami Tidak Takut Apa pun Kecuali Covid-19

BRASILIA, KOMPAS.com - Kuburan di Brasil digali kembai untuk memberi ruang bagi pemakaman yang meningkat di tengah wabah virus corona.

Dilansir Fox News, tepatnya di kota Sao Paulo kuburan lawas telah mulai digali untuk menciptakan lebih banyak ruang karena wabah virus corona terus menggerus Brasil.

Dalam sebuah pernyataan pada Jumat (12/06/2020), layanan pemakaman kota Sao Paulo mengatakan sisa-sisa orang yang meninggal setidaknya tiga tahun yang lalu akan digali dan dimasukkan ke dalam tas bernomor, kemudian disimpan sementara dalam wadah yang akan dikirim ke kuburan lain dalam waktu 15 hari.

Pada April, penggali kubur di pemakaman Vila Formosa mengubur 1.654 orang, meningkat 500 dari bulan sebelumnya. Namun, nomor untuk bulan Mei dan Juni masih belum tersedia.

Adenilson Costa, seorang penggali kubur di Vila Formosa, mengatakan bahwa pekerjaan mereka semakin sulit selama pandemi dan dia takut dengan apa yang akan terjadi.

“Dengan pembukaan mal dan toko ini, kami menjadi semakin khawatir. Kami tidak dalam kurva (menurun); kami berada di puncak dan orang-orang tidak menyadarinya,” kata Costa.

"Ini belum berakhir. Sekarang adalah saat yang mengkhawatirkan. Dan masih banyak orang yang ada di luar (karena tidak mematuhi protokol kesehatan). "

Penurunan pasien pada tempat perawatan intensif menjadi sekitar 70 persen mendorong Wali kota Bruno Covas untuk membuka kembali sebagian bisnis, yang telah mendorong kerumunan orang di seluruh kota yang tidak peduli dengan jaga jarak sosial.

“Orang-orang mengatakan tidak ada yang menakutkan bagi para penggali kubur. Nyatanya, Covid telah membuat kami takut,” kata Costa.

Brasil adalah negara yang paling terinfeksi nomor dua di dunia dengan total 832.866 kasus, dan melampaui AS pada Jumat lalu sebagai negara dengan jumlah kematian tertinggi kedua dari pandemi, dengan lebih dari 42.055 korban meninggal sejauh ini.

Sao Paulo sendiri menyumbang 5.480 dari kematian itu, menjadikannya salah satu pusat penyebaran paling parah di negara yang paling terpukul di Amerika Latin itu.

Sementara gubernur dan wali kota di seluruh negeri telah berusaha untuk memerangi pandemi, Presiden Brasil Jair Bolsonaro secara konsisten menolak segala upaya penguncian.

Prioritas dan upayanya pada perekonomian daripada kesehatan rakyatnya membuat jurnal medis Inggris The Lancet memberi label kepada pria itu sebagai ancaman terbesar bagi Brasil.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini melabeli Amerika Selatan "secara efektif" merupakan pusat penyebaran baru untuk pandemi Covid-19.

Situasi di Brasil hanya akan terus memburuk jika tindakan untuk kasus yang lebih parah tidak segera dilakukan.

"Secara keseluruhan, sistem kesehatan masih mengatasi (wabah ini) di Brasil, meski pun, setelah mengatakan itu, jumlah kasus parah yang berkelanjutan masih harus dipantau (ke depan)," kata Dr Michael Ryan, kepala darurat WHO.

"Jelas bahwa sistem kesehatan di seluruh Brasil membutuhkan dukungan yang signifikan untuk mempertahankan upaya mereka dalam hal ini."

"Tetapi data yang kami miliki saat ini menunjukkan bahwa sistem di bawah tekanan, meski sistem masih mampu mengatasi sejumlah kasus parah."

Para ahli memperkirakan bahwa puncak pandemi Brasil akan terjadi pada Agustus, dengan upaya untuk mencegah virus telah gagal dan mencapai bagian dalam negara tersebut.

https://www.kompas.com/global/read/2020/06/15/070140470/tukang-gali-kubur-di-brasil-kami-tidak-takut-apa-pun-kecuali-covid-19

Terkini Lainnya

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Global
Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Global
Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Global
Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Global
Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Global
Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Global
Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Global
Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Global
Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Global
 Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Global
Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Global
Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Global
Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Global
[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit 'Otak Cinta'

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit "Otak Cinta"

Global
Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke