BRASILIA, KOMPAS.com - Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengancam, dia akan membawa negaranya keluar dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Ancaman itu mengikuti koleganya, Presiden AS Donald Trump, yang sudah lebih dahulu mengumumkan hengkang dari organisasi di bawah PBB itu.
"Saya mengatakannya sekarang, AS sudah meninggalkan WHO, dan kami tengah mengkajinya di masa mendatang," ujar Jair Bolsonaro.
Baca juga: Dianggap Hotspot Baru Virus Corona, AS Larang Pengunjung dari Brasil
Kepada awak media di depan kantor kepresidenan, Prsiden Brasil berusia 65 tahun itu menyebut organisasi itu "ideologinya bias".
Dijuluki "Trump dari Negeri Tropis", Bolsonaro mengikuti sejumlah langkah kontroversial sang Presiden AS ketika virus corona merebak.
Selain meremehkan berbahayanya virus ini, Bolsonaro juga mengkritik langkah gubernurnya yang menerapkan karantina wilayah.
Kemudian seperti diberitakan AFP Sabtu (6/6/20200, dia juga menyerukan penggunaan obat klorokuin dan hidroksiklorokuin untuk melawan Covid-19.
Pekan lalu, Trump mengumumkan dia keluar dari WHO, setelah dia menuduh organisasi itu terlalu bias dengan China, berkaitan asal wabah Covid-19.
Dalam klaim Bolsonaro, klaim kompatriotnya itu menjadi kenyataan setelah beberapa hari kemudian, uji klinis hidroksiklorokuin ditangguhkan.
Organisasi yang berbasis di Jenewa itu menangguhkan uji klinis, setelah berbagai penelitian menunjukkan kekhawatiran akan efektivitas obat.
Baca juga: Lewati Rusia, Brasil Catatkan Kasus Covid-19 Terbanyak Kedua di Dunia
Temuan dalam jurnal itu menyanggah Trump, yang beberapa pekan sebelumnya mengaku sempat mengonsumsi obat itu sebelum berhenti.
Namun pada Kamis (4/6/2020), sebagian besar penulis di jurnal The Lancet atau New England Journal of Medicine menarik lagi pekerjaan mereka.
Dalam pertimbangan pakar, mereka menyatakan tidak bisa lagi mempertanggungjawabkan data karena produsen obat itu menolak diaudit.
Setelah pernyataan itu, WHO kemudian memutuskan untuk melanjutkan lagi uji klinis obat yang digunakan untuk penyakit auto-imun dan malaria.
Bolsonaro kemudian menanggapi pengumuman itu dengan mengomentari hilangnya pendapatan 400 jutta dollar AS (Rp 5,6 triliun) dari AS.
Baca juga: Virus Corona, Rumah Sakit di Kota Terbesar Brasil Hampir Kolaps