Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyerang di RS Bersalin Afghanistan Sengaja Targetkan Para Ibu yang Baru Melahirkan

Kompas.com - 15/05/2020, 16:22 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber AFP

KABUL, KOMPAS.com - Tiga pria bersenjata yang menyamar sebagai polisi dan menyerang di Rumah Sakit Nasional Barchi, Kabul, Afghanistan pada Selasa (12/5/2020) lalu sengaja menargetkan para ibu yang baru melahirkan menurut laporan pihak Médecins Sans Frontières (MSF).

Dilansir media Perancis AFP, setidaknya sebanyak 24 jiwa telah terenggut termasuk bayi baru lahir, para ibu yang baru melahirkan dan para perawat yang bertugas di rumah sakit tersebut.

Amerika Serikat (AS) tak lama kemudian mengatakan bahwa tindakan keji itu dilakukan oleh ISIS, kelompok militan negara Islam.

Kepala MSF, Frederic Bonnot pada Kamis (14/5/2020) mengatakan, "Apa yang saya lihat di rumah sakit bersalin menunjukkan penembakan itu menargetkan para ibu." Bonnot sendiri telah mengunjungi rumah sakit itu sehari setelah peristiwa naas itu terjadi.

"Mereka memasuki ruang demi ruang di rumah sakit bersalin, menembaki para wanita di ranjang mereka. Sangat direncanakan."

Baca juga: Milisi Serang Rumah Sakit di Afghanistan, 14 Orang, Termasuk 2 Bayi, Tewas

Dia juga mengatakan dalam pernyataannya bahwa dinding rumah sakit dipenuhi rentetan peluru, darah bertumpahan di lantai ruangan, kendaran terbakar dan jendela yang bolong karena tembakan peluru.

MSF yang mengurus ruang bersalin di rumah sakit itu mengatakan bahwa ketika peristiwa itu terjadi, sebanyak 26 ibu melahirkan sedang dalam perawatan dan penanganan medis.

11 dari mereka terbunuh, termasuk 3 orang di ruang bersalin dengan bayi mereka yang baru lahir. Sementara 5 orang lainnya terluka dan 10 orang lainnya berlindung di tempat yang aman.

Pihak MSF melaporkan bahwa para penyerang memasuki fasilitas melalui gerbang utama dan bergerak langsung ke bangsal bersalin.

Ketika serangan itu dimulai, tembakan dan ledakan bisa terdengar dari ruang aman tempat beberapa orang berlindung, ungkap Bonnot.

Baca juga: Korban Serangan Milisi di Rumah Sakit Afghanistan Meningkat Jadi 24 Orang

"Mereka datang untuk membunuh para ibu," katanya. "Negara ini dengan menyedihkan digunakan untuk menyaksikan peristiwa mengerikan semacam itu. Tapi apa yang terjadi pada hari Selasa tak bisa diungkapkan dengan kata-kata."

Tiga penyerang itu kemudian dapat dibunuh dalam operasi pembersihan yang cukup panjang yang dilakukan pasukan bersenjata Afghanistan.

ISIS belum mengklaim serangan itu tetapi Perwakilan Khusus AS untuk Afghanistan, Zalmay Khalilzad, mengatakan aksi keji itu dilakukan oleh Negara Islam ISIS di Khorasan, cabang ISIS di Afghanistan.

Kelompok Negara Islam "menentang perjanjian perdamaian antara Republik Islam Afghanistan dan Taliban, dan berupaya mendorong perang sektarian seperti di Irak dan Suriah," tulis Khalilzad di Twitter.

Taliban membantah terlibat dalam serangan itu.

Dalam serangan lain pada Selasa di timur negara itu, seorang pembom bunuh diri meledakkan dirinya di pemakaman, menewaskan sedikitnya 32 pelayat, dengan ISIS kemudian mengklaim bertanggung jawab atas insiden tersebut.

Baca juga: Kisah Zainab, 7 Tahun Menanti Kehadiran Buah Hati, Hanya Berjumpa 4 Jam Sebelum Tewas akibat Pembantaian

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com