Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Sebut Tes Virus Corona yang Digembar-gemborkan Trump Menghasilkan Negatif Palsu

Kompas.com - 14/05/2020, 12:00 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber AFP

 

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Tes cepat virus corona yang digembar-gemborkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump  dan digunakan untuk menguji para pejabat Gedung Putih menghasilkan negatif palsu di hampir seluruh kasus uji.

Hal itu berdasarkan laporan studi baru yang dilakukan para peneliti dari New York University Langone Health.

Tes itu dilakukan di laboratorium Abbott, yang menghasilkan tanda positif dalam lima menit dan negatif dalam 13 menit telah dibandingkan dengan sebuah mesin yang memiliki waktu penyelesaian 45 menit.

Baca juga: Papan Iklan di New York Bertuliskan Jam Kematian Trump

Para peneliti menemukan bahwa tes Abbott memproduksi hasil negatif yang palsu sekitar sepertiga dari waktu ketika sampel virus yang diambil menggunakan teknik swab hidung diangkut dalam larutan cair. 

Serta 48 persen dari waktu ketika menggunakan teknik swab kering, yang merupakan metode yang direkomendasikan perusahaan (Abbott).

Hasil dari studi (yang belum ditinjau dan belum diunggah di situs medis cetak) itu ditentang oleh perusahaan Abbott yang mengatakan pada media Perancis AFP bahwa tidak jelas (bila) sampel diambil dengan benar.

Juru bicara Abbott, Scott Stoffel mengatakan, "Abbott telah mendistribusikan lebih dari 1.8 juta tes ID NOW dan tingkat negatif palsu yang dilaporkan pada Abbott (hanya) sekitar 0.02 persen."

Baca juga: Serang Trump, Obama Sebut Penanganan Covid-19 Semrawut

Dia juga menambahkan kalau studi lainnya dari Universitas Detroit menemukan kalau tesnya 98 persen akurat.

Penulis studi NYU mengatakan bahwa mereka memutuskan untuk menyelidiki tes karena kecepatan yang dihasilkannya dipandang berguna bagi institusi itu sendiri, khususnya departemen darurat pusat medis.

Sebagai perbandingan, sebuah tes yang dibuat oleh Roche mengeluarkan hasil dalam 3.5 jam, sementara satu (tes) oleh Cepheid membutuhkan 45 menit. Namun, keduanya memiliki tes kepercayaan (keandalan) yang serupa.

Tes-tes itu mencari bahan genetik virus dan menggunakan metode yang cepat membuat salinan untuk memperkuat sampel yang tadinya kecil naik ke tingkat yang bisa dideteksi.

Penulis studi juga memaparkan hasil riset mereka yang "mengungkapkan sensitivitas rendah dengan hasil negatif palsu yang tinggi oleh platform Abbott ID NOW," serta menambahkan kekhawatiran tentang kesesuaiannya sebagai alat diagnostik untuk pasien bergejala.

Tes itu mendapatkan perhatian luas ketika menerima persetujuan peraturan dan dipamerkan Trump di Gedung Putih pada akhir Maret.

Baca juga: Trump Sesumbar Akan Beberkan Asal-usul Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com