Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Corona di China Mereda, tapi "Pasar Basah" Wuhan Merana

Kompas.com - 16/04/2020, 14:15 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

WUHAN, KOMPAS.com - "Pasar basah" di Wuhan kini sedang merana, menyusul pro-kontra yang terjadi terkait pembukaan pasar meski wabah virus corona mulai mereda di China.

"Pasar basah" di Wuhan biasa dikunjungi konsumen untuk membeli daging segar, sayuran, dan ikan. Hasil-hasil bumi tersebut dijual ke penduduk setempat dengan harga terjangkau.

Sebagian besar tidak menjual hewan hidup, meski ada juga yang melakukannya.

"Pasar basah" di China mendapat sorotan tajam dari dunia ketika virus corona merebak. Virus tersebut diduga muncul dari pasar seafood Wuhan akhir tahun lalu.

Baca juga: Penjual Udang di Pasar Seafood Wuhan Mungkin adalah Pasien Nol Virus Corona

Sejak saat itu pemerintah melarang penjualan satwa liar untuk makanan. Namun AFP mengabarkan, pembukaan kembali pasar itu telah menuai kritik dari seluruh dunia ketika jumlah korban tewas akibat Covid-19 terus meningkat.

Setelah ditutup lama sesuai periode lockdown di Wuhan hingga 8 April, pasar di Wuhan kini berjuang keras untuk bertahan hidup lantaran pelanggan yang tak kunjung kembali.

"Tidak diragukan lagi, kami benar-benar terpukul tahun ini," kata penjual rempah-rempah bernama Yang. Ia mengelola sebuah kios di pasar grosir besar Baishazhou.

"(Sebelumnya) tidak pernah ada begitu sedikit orang di pasar kami," keluh Yang dikutip dari AFP.

Yang juga mengaku penjualannya turun sepertiga dibandingkan sebelum penutupan. Dia lalu menepis kritik terhadap pasar, yang disebutnya sebagai "kepanikan yang tidak perlu."

Baca juga: Pasien Terakhir Covid-19 Dipindah, RS yang Dibangun dalam 2 Pekan di Wuhan Bakal Ditutup

Namun satu pasar tetap ditutup, yakni Pasar Seafood Huanan yang menjual berbagai satwa liar dan diduga menjadi tempat menularnya virus corona dari hewan ke manusia.

Selama kunjungan ke tiga pasar Wuhan pekan ini, jurnalis AFP melihat penyu, katak, ikan, dan krustasea dijual, tetapi tidak ada penjualan unggas atau mamalia yang dituding berkaitan dengan Covid-19.

Pekerja di Baishazhou mengatakan, mereka sekarang diharuskan mendisinfeksi kios mereka beberapa kali sehari.

Meski begitu Perdana Menteri Australia Scott Morrison minggu ini mengatakan, keputusan untuk membuka kembali "pasar basah" tidak terduga.

Pembeli membayar makanan melalui pagar pembatas di pasar basah Wuhan. Foto diambil pada 1 April 2020.ALY SONG/REUTERS Pembeli membayar makanan melalui pagar pembatas di pasar basah Wuhan. Foto diambil pada 1 April 2020.
"Kita perlu melindungi dunia dari sumber potensial wabah virus ini," katanya kepada TV Australia.

Pakar medis ternama untuk pemerintah AS Anthony Fauci juga mengatakan pada Fox News awal bulan ini, bahwa "pasar basah" harus segera ditutup.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Putin Usul Gantikan Menhan Sergei Shoigu dengan Ekonom Sipil

Putin Usul Gantikan Menhan Sergei Shoigu dengan Ekonom Sipil

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com