Global Times yang dikelola pemerintah meluncurkan pembelaan terhadap "pasar basah" China pada Selasa (14/4/2020), dengan menyebut penutupan pasar adalah "permintaan konyol".
Sementara itu Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, pemerintah harus melarang penjualan satwa liar eksotis dan menegakkan peraturan keamanan pangan, tetapi belum menyerukan agar pasar ditutup.
Para pedagang di pasar Wuhan mengatakan, harga sewa yang tidak terjangkau dan efek yang tersisa dari penutupan kota adalah masalah yang lebih mendesak daripada ancaman penularan.
Baca juga: Pria Bernama Kota Wuhan Ini Namai Anaknya Distrik di Episentrum Virus Corona
"Bisnis (sedang) sangat buruk," kata Zhang Zhizhen, seorang penjual daging bebek di pasar Lanling. "Itu karena epidemi - masih sangat sedikit orang di jalanan."
Sebagian besar penjual di pasar Wuhan yang berbicara ke jurnalis AFP mengatakan, mereka tidak pernah menjual hewan liar.
Akan tetapi di pasar Tiansheng di Wuhan, dua penjual mengatakan bahwa mereka harus berhenti menjual katak dan penyu jenis tertentu karena ada aturan baru.
"Ini jelas memengaruhi penghasilan kami, tetapi kami harus mengatasinya. Itu tidak bisa dihindari," kata seorang penjual.
"Kami tidak tahu apakah kami bisa bertahan," kata penjual lainnya. "Apakah Anda melihat ada orang di sini?" tanyanya retoris.
Baca juga: Laboratorium di Wuhan Teliti Kelelawar dari Goa Diduga Asal Virus Corona
Pantauan dari AFP menunjukkan, para pembeli di jalanan Wuhan tampak tidak terganggu oleh kritik terhadap "pasar basah" kota itu yang dianggap kotor dan berbahaya, dibandingkan memilih belanja supermarket.
Seorang pembeli di supermarket berusia 40 tahun yang bernama belakang Chen mengatakan kepada AFP, menurutnya makanan di "pasar basah" bagus dan murah.
Dia menolak kritik bahwa pasar China tidak higienis, dan mengatakan "itu tidak benar."
"Barang-barang mereka selalu segar," katanya.
Baca juga: Lockdown Berakhir di Wuhan, Aplikasi Permohonan Menikah Error karena Pendaftar Membludak
AFP memberitakan, orang-orang di China secara tradisional lebih suka membeli makanan segar - bukan makanan beku atau kemasan - meski supermarket berlomba-lomba menggaet konsumen dalam beberapa tahun terakhir.
Namun hasil riset dari iiMedia pada 2019 mengemukakan, mayoritas orang China lebih suka berbelanja di supermarket dibandingkan dengan toko makanan jenis lain.
"Ada lebih banyak produk di supermarket," kata Jiang Yonghui seorang warga Wuhan berusia 20 tahun.
"Kurasa tidak ada perbedaan kebersihan," ucapnya pada AFP.
Baca juga: Kebahagiaan dan Kelegaan Warga Wuhan Setelah Lockdown Virus Corona Dicabut
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.