Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Corona di China Mereda, tapi "Pasar Basah" Wuhan Merana

Kompas.com - 16/04/2020, 14:15 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

Sangat terpukul

Global Times yang dikelola pemerintah meluncurkan pembelaan terhadap "pasar basah" China pada Selasa (14/4/2020), dengan menyebut penutupan pasar adalah "permintaan konyol".

Sementara itu Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, pemerintah harus melarang penjualan satwa liar eksotis dan menegakkan peraturan keamanan pangan, tetapi belum menyerukan agar pasar ditutup.

Para pedagang di pasar Wuhan mengatakan, harga sewa yang tidak terjangkau dan efek yang tersisa dari penutupan kota adalah masalah yang lebih mendesak daripada ancaman penularan.

Baca juga: Pria Bernama Kota Wuhan Ini Namai Anaknya Distrik di Episentrum Virus Corona

"Bisnis (sedang) sangat buruk," kata Zhang Zhizhen, seorang penjual daging bebek di pasar Lanling. "Itu karena epidemi - masih sangat sedikit orang di jalanan."

Sebagian besar penjual di pasar Wuhan yang berbicara ke jurnalis AFP mengatakan, mereka tidak pernah menjual hewan liar.

Akan tetapi di pasar Tiansheng di Wuhan, dua penjual mengatakan bahwa mereka harus berhenti menjual katak dan penyu jenis tertentu karena ada aturan baru.

"Ini jelas memengaruhi penghasilan kami, tetapi kami harus mengatasinya. Itu tidak bisa dihindari," kata seorang penjual.

"Kami tidak tahu apakah kami bisa bertahan," kata penjual lainnya. "Apakah Anda melihat ada orang di sini?" tanyanya retoris.

Baca juga: Laboratorium di Wuhan Teliti Kelelawar dari Goa Diduga Asal Virus Corona

Bersaing juga dengan supermarket

Pantauan dari AFP menunjukkan, para pembeli di jalanan Wuhan tampak tidak terganggu oleh kritik terhadap "pasar basah" kota itu yang dianggap kotor dan berbahaya, dibandingkan memilih belanja supermarket.

Seorang pembeli di supermarket berusia 40 tahun yang bernama belakang Chen mengatakan kepada AFP, menurutnya makanan di "pasar basah" bagus dan murah.

Dia menolak kritik bahwa pasar China tidak higienis, dan mengatakan "itu tidak benar."

"Barang-barang mereka selalu segar," katanya.

Baca juga: Lockdown Berakhir di Wuhan, Aplikasi Permohonan Menikah Error karena Pendaftar Membludak

AFP memberitakan, orang-orang di China secara tradisional lebih suka membeli makanan segar - bukan makanan beku atau kemasan - meski supermarket berlomba-lomba menggaet konsumen dalam beberapa tahun terakhir.

Namun hasil riset dari iiMedia pada 2019 mengemukakan, mayoritas orang China lebih suka berbelanja di supermarket dibandingkan dengan toko makanan jenis lain.

"Ada lebih banyak produk di supermarket," kata Jiang Yonghui seorang warga Wuhan berusia 20 tahun.

"Kurasa tidak ada perbedaan kebersihan," ucapnya pada AFP.

Baca juga: Kebahagiaan dan Kelegaan Warga Wuhan Setelah Lockdown Virus Corona Dicabut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-805 Serangan Rusia ke Ukraina: Jika Perancis Kirim Pasukan | Mengenal Chloropicrin

Rangkuman Hari Ke-805 Serangan Rusia ke Ukraina: Jika Perancis Kirim Pasukan | Mengenal Chloropicrin

Global
Serangan Israel Tewaskan Komandan Angkatan Laut Hamas

Serangan Israel Tewaskan Komandan Angkatan Laut Hamas

Global
Hamas Tolak Berkompromi Lebih Banyak dengan Israel Terkait Gencatan Senjata

Hamas Tolak Berkompromi Lebih Banyak dengan Israel Terkait Gencatan Senjata

Global
Israel Serang Rafah: Jalanan Sepi, Warga Ketakutan

Israel Serang Rafah: Jalanan Sepi, Warga Ketakutan

Global
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam Dibubarkan Polisi

Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam Dibubarkan Polisi

Global
Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Global
AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

Global
Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Global
Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Global
Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Global
Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Global
Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Global
India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

Global
Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com