SINGAPURA, KOMPAS.com – Hingar bingar keramaian mendadak hilang di Singapura sejak diberlakukannya kebijakan circuit breaker atau separuh lockdown untuk melawan pandemi virus corona, sejak Selasa (7/4/2020).
Kompas.com yang mengunjungi sejumlah titik pada pekan ini merasakan langsung lumpuh dan matinya negara yang dipimpin Perdana Menteri Lee Hsien Loong tersebut.
Seperti diketahui, Negeri “Singa” telah menerbitkan Undang-undang yang melarang segala jenis perkumpulan atau nongkrong sekecil apa pun baik di dalam rumah atau di tempat umum.
Baca juga: Lawan Corona, Singapura Terbitkan UU Larangan Nongkrong
Warga hanya diizinkan keluar untuk keperluan yang esensial misal berbelanja atau membeli makanan.
Berolahraga tetap diizinkan jika dilakukan sendiri atau dengan orang serumah. Jarak minimal 1 meter juga harus dijaga antarindividu.
Kemudian bisnis-bisnis non-esensial diwajibkan menutup toko hingga 5 Mei mendatang.
Baca juga: Kasus Domestik Meningkat, Gelombang Ketiga Covid-19 Hantam Singapura
Marina Bay khususnya area Taman Merlion yang biasanya penuh sesak terutama pada akhir pekan sunyi senyap.
Hanya terlihat segelintir warga yang sedang berlari atau bersepeda. Ada juga yang menarik napas sejenak setelah menuntaskan lari sore mereka.
Baca juga: WNI Terpapar Covid-19 di Singapura Melonjak Menjadi 45 Pasien
Bus-bus kota tetap beroperasi seperti biasa mengisi kehampaan di jalan. Terlihat sesekali mobil atau sepeda motor melintas.
Baca juga: Kepri Terima Bantuan PCR dari Singapura, Sampel Tes Swab Tidak Perlu Dikirim ke Jakarta
MRT terlihat jauh lebih lengang di mana antara satu kursi ke kursi lain dipasang stiker larangan duduk untuk menjaga jarak antara penumpang.
Baca juga: Saat Singapura bak Kota Mati dan Larang Pertemuan Publlik akibat Corona...
Toko-toko yang tidak esensial bertutupan membuat mal-mal yang ada di sepanjang Orchard tidak bernyawa karena lumpuhnya transaksi ekonomi.
Baca juga: Singapura Kembali Berikan Bantuan APD untuk Masyarakat Batam
Warga kelihatannya lebih memilih memasak di rumah atau memesan supaya makanan diantar ke depan pintu kediaman masing-masing.
Meja-meja tempat makan disegel dengan plastik sebagai simbol dilarangnya warga Singapura mengonsumsi makanan di tempat.
Baca juga: Dampak Corona, Singapura Akan Menutup Terminal 2 Bandara Changi Selama 18 Bulan
Baca juga: WNI Positif Corona di Singapura Bertambah 3, Total 32 Pasien Masih Dirawat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.