WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) butuh 300 juta respirator dan masker, untuk menekan angka penyebaran virus corona. Namun, stok yang tersedia kurang dari 15 persennya.
300 juta respirator dan masker itu dibutuhkan sesegera mungkin untuk melindungi petugas kesehatan terhadap ancaman virus corona.
Pekan lalu, Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS Alex Azar bersaksi di depan Senat bahwa Badan Stok Nasional Strategis hanya memiliki 30 juta masker bedah dan 12 juta respirator sebagai cadangan.
Dilansir dari National Geographic, pernyataan ini mengejutkan lantaran inventaris nasional biasanya tidak diungkapkan ke publik untuk alasan keamanan.
Kemudian seorang pejabat senior di Badan Stok Nasional Strategis mengatakan bahwa departemen akan membeli 500 juta respirator dan masker selama 18 bulan ke depan.
Baca juga: Shopee Akan Tindak Penjual yang Jual Masker dengan Harga Tidak Wajar
Akan tetapi, lonjakan stok seperti itu mungkin belum cukup, dan mungkin juga tidak segera datang.
Lima tahun lalu, sebuah studi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS menemukan bahwa Negeri "Uncle Sam" mungkin butuh 7 miliar respirator dalam jangka waktu panjang.
Stok sebanyak itu semata-mata untuk memerangi wabah yang menyerang saluran pernapasan, seperti virus corona Covid-19.
Dilansir dari Reuters, Wakil Presiden AS Mike Pence telah mengimbau masyarakat untuk tidak membeli masker jika mereka tidak sakit.
Ini dilakukan agar stok masker yang tersedia pasar bisa ditujukan untuk orang sakit.
"Kecuali jika Anda sakit, Anda tidak perlu beli masker," ucap pria 60 tahun itu saat berkunjung ke pabrik 3M Co. di Minnesota yang sedang menggenjot produksi masker.
Baca juga: Kronologi Penggerebekan Rumah yang Simpan 2 Karung Masker Daur Ulang di Bandung
Tak hanya di dalam negeri, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS juga memprediksi dunia akan kekurangan masker bedah, kacamata, baju pelindung seluruh tubuh dan respirator N95.
N95 adalah satu-satunya pelindung wajah yang direkomendasikan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, karena dirancang untuk menyaring 95 persen partikel di udara.
"Kami khawatir bahwa kemampuan negara untuk merespons terhambat oleh tersendatnya pasokan alat pelindung diri, yang disebabkan meningkatnya permintaan, penimbunan, dan penyalahgunaan," ujar Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.
"Harga masker bedah telah meningkat enam kali lipat, dan respirator N95 (meningkat) lebih dari tiga kali lipat. Harga baju hazmat juga naik dua kali lipat," tuturnya pada konferensi pers di kantor pusat WHO, Selasa (3/3/2020).
Baca juga: Dekan FKUI Tegaskan Masker untuk Pasien, Bukan Orang Sehat
Lantas, apakah sebuah negara hanya perlu mencukupi stok alat medisnya saja untuk "senjata perang" melawan virus corona?
Tidak juga, karena walaupun pusat medis AS mendapat pasokan yang diperlukan, masalah berikutnya adalah jumlah memastikan tenaga medis cukup untuk menangani pasien, jika wabah Covid-19 meluas.
Baca juga: Wali Kota Depok Pastikan Tak Akan Jual atau Bagi-bagi Masker untuk Umum
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.