Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkan Salmon Bukan Topping Sushi Khas Jepang?

Kompas.com - 28/11/2023, 15:03 WIB
Marsha Awang Lisba Siella,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Salmon dikenal sebagai makanan khas Jepang yang kerap dijadikan topping susyi.

Salmon umumnya dikonsumsi dalam berbagai cara. Selain dimasak, ikan ini juga dimakan dalam keadaan mentah dan popularitasnya telah meningkat di kalangan konsumen Jepang.

Namun rupanya, salmon sebagai topping susyi bukanlah menu asli dari Jepang, melainkan dari Norwegia.

Baca juga:

Melansir Japan Today, Norwegia mengalami kelebihan pasokan salmon pada 1980-an dan mencoba memperkenalkannya ke Jepang sebagai bahan susyi.

Namun pada saat itu, Jepang menolak menerima ide tersebut karena salmon biasanya dimasak, bukan dimakan mentah.

Masalah utama tersebut dikarenakan adanya parasit yang umum ditemukan pada salmon lokal.

Mengutip Diggit Magazine, Jepang saat itu mengalami perubahan drastis dalam industri perikanannya.

Jepang mulai kekurangan persediaan ikan dan membutuhkan pemasok baru untuk memenuhi permintaan ikan dalam negeri yang sangat besar.

Dua alasan utama terjadinya hal ini ialah penangkapan ikan berlebihan.

Selain itu, adanya keputusan PBB yang mengharuskan Jepang membatasi penangkapannya hanya pada zona perikanan mereka sendiri dan tidak boleh menangkap ikan di zona penangkapan negara lain.

Bjorn Erik Olsson, kepala Proyek Jepang, mendarat di Tokyo pada 1986 untuk melihat sekilas kebiasaan konsumsi makanan laut orang Jepang.

Olsson kemudian menyadari bahwa dia harus menargetkan pasar konsumsi mentah untuk alasan ekonomi.

Di Jepang terdapat jenis salmon asli yang disebut amago masu. Ikan ini memiliki bintik merah dan hanya hidup di sungai yang paling bersih.

Amago masu memiliki rasa manis serta lezat dan dianggap sebagai hidangan istimewa oleh orang Jepang. Hal ini membuat mereka rela membayar mahal untuk jenis salmon ini.

Mengganti amago masu yang mahal dengan salmon norwegia yang lebih murah akan memungkinkan industri makanan laut Norwegia menjangkau masyarakat di Jepang.

Pada 1992, perusahaan Neichirei menerima tawaran untuk membeli 5.000 ton salmon yang dijual murah dengan syarat menjualnya sebagai susyi.

Setelah salmon tersebut tiba di pasar Jepang, mulailah perkembangan susyi salmon mentah di masyarakat.

Penjualan salmon tersebut sukses, terutama di kalangan pembeli supermarket dan restoran susyi. Dari sinilah, susyi salmon mulai populer.

Baca juga:

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com