Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/11/2023, 18:05 WIB
Krisda Tiofani,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kopi tidak hanya dinikmati sebagai minuman hangat atau dingin yang nikmat di lidah.

Kini, pencinta kopi juga mulai membuat seduhannya di rumah, mengandalkan bubuk kopi house blend dari berbagai daerah tanam kopi.

Ada juga yang sengaja membeli green bean atau biji kopi mentah, meskipun produk ini biasanya dibeli oleh pebisnis kafe.

Menurut Ayi Sutedja, petani Kopi Puntang di Jawa Barat, pencinta kopi juga boleh saja membeli green bean dan mengolahnya sendiri di rumah.

Bila tak ada alat sangrainya, bisa datang ke tempat khusus sangrai kopi untuk mengolah biji kopi mentah tersebut.

Namun, sebelum mengolahnya, ada tips membeli biji kopi mentah yang dibagikan oleh Ayi, bisa disimak para pencinta kopi.

Baca juga:

1. Ketahui asal tanam kopi

Kopi di Indonesia berasal dari berbagai daerah. Mulai dari kawasan dataran rendah hingga dataran tinggi.

Asal tanam kopi penting untuk diketahui pembeli. Sebab, menurut Ayi, rasa kopi di setiap daerah berbeda-beda.

"Sekarang kan yang penting adalah traceability, jelas kopinya dari mana, siapa petaninya atau yang mengolahnya," tutur Ayi ketika ditemui Kompas.com di Jakarta Coffee Week, Jumat (3/11/2023).

2. Lihat varietas kopi

Penampakan biji kopi (green bean) yang telah disortir dan siap untuk dijual, Jumat (27/11/2020). Kopi arabika Gayo di dataran tinggi Kabupaten Bener Meriah dikenal salah satu biji kopi pilihan terbaik yang selama ini dipasok ke sejumlah pasar dunia, namun memasuki panen raya tahun ini harga jual kopi dari petani anjlok menjadi Rp 7.000 per bambu akibat pandemi Covid-19, sementara tahun lalu harga kopi yang baru dipanen bisa mencapai Rp 10 ribu per bambu.KOMPAS.com/RAJA UMAR Penampakan biji kopi (green bean) yang telah disortir dan siap untuk dijual, Jumat (27/11/2020). Kopi arabika Gayo di dataran tinggi Kabupaten Bener Meriah dikenal salah satu biji kopi pilihan terbaik yang selama ini dipasok ke sejumlah pasar dunia, namun memasuki panen raya tahun ini harga jual kopi dari petani anjlok menjadi Rp 7.000 per bambu akibat pandemi Covid-19, sementara tahun lalu harga kopi yang baru dipanen bisa mencapai Rp 10 ribu per bambu.

Green bean biasanya dijual dengan informasi lengkap. Bukan hanya asal, melainkan varietas dan proses pascapanen yang digunakan.

Ayi mengatakan, setidaknya ada dua macam kopi yang biasa dijual, yakni kopi enak dan kopi banyak.

Istilah tersebut menggambarkan tanam dan panen kopinya.

"Kopi banyak berarti dipanen dari pohon berbuah banyak, sementara kopi yang enak diambil dari pohon berbuah sedikit," ujarnya.

Semakin sedikit buah kopi dan sulit proses tanamnya, semakin mahal harga jualnya.

3. Perhatikan metode pascapanen

Tak kalah penting, kamu juga bisa melihat metode pascapanen kopi yang digunakan pada green bean tersebut.

Menurut Ayi, cara mengeringkan kopi akan menentukan karakter rasanya ketika diseduh.

Bila ingin kopi beraroma buah, coba pilih natural atau wine.

Sementara itu, proses full wash menghasilkan kopi bercita rasa kuat, sementara metode honey menghasilkan kopi manis.

Baca juga:

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Foodplace (@my.foodplace)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com