Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keripik Tempe Baru Hadir di Pasaran, Tawarkan 2 Varian Rasa

Kompas.com - 28/02/2023, 18:18 WIB
Krisda Tiofani,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - PT FKS Food Sejahtera Tbk. melalui salah satu merek camilan populernya merilis snack terbaru berupa Taro Tempe pada Senin (27/2/2023).

"Kami melakukan riset bahwa memang tempe itu makanan sehari-hari, sebagai lauk dan camilan. Konsumsinya juga tinggi untuk keluarga di Indonesia," kata Marselus Albert Chandra, brand development department head Taro.

"Dari situ, menurut kami akan lebih mudah membuat sesuatu yang sudah sering kita makan dengan sudut pandang baik," tambahnya dalam acara perilisan Taro Tempe di Jakarta, Senin (27/03/2023).

Ada dua varian Taro Tempe yang saat ini tersedia di pasaran, yakni Teriyaki Barbeque dan Chicken Onion.

Marselus menyampaikan, perilisan dua rasa dalam keripik tempe berbentuk bulat ini memang diutamakan oleh konsumen Taro sejauh ini. Tidak menutup kemungkinan akan ada varian Taro Tempe lainnya.

Camilan kemasan seberat 55 gram ini memiliki tekstur persis tempe yang digoreng kering dan renyah saat dimakan. 

Selain kemudahan dan cita rasa yang nikmat, Taro Tempe juga mengunggulkan nutrisi dalam Tempe yang kaya akan protein dan serat.

"Dalam 100 gram tempe itu mengandung 20 gram protein. Ada zat besi, kalium, dan kalsium juga," kata Fiastuti Witjaksono, dokter gizi klinis.

Baca juga:

Perilisan Taro Tempe di Jakarta pada Senin (27/2/2023).DOK. Taro Tempe/PT FKS Food Sejahtera Tbk. Perilisan Taro Tempe di Jakarta pada Senin (27/2/2023).

Kandungan lemak dalam tempe pun lebih rendah daripada sumber protein lain, seperti daging sapi yang disukai banyak orang.

Daging sapi seberat 100 gram setidaknya mengandung 14,0 gram lemak, sementara tempe hanya mengandung 8,8 gram lemak dengan berat yang sama.

Ahli tempe Suliantari, menuturkan, tempe memiliki sejarah panjang sebelum dikenal sebagai makanan sumber protein.

Pengolahan tempe juga kian modern. Tidak lagi dibuat manual dengan tangan, sejumlah perajin tempe sudah menggunakan mesin untuk mengolah kedelai menjadi tempe. 

"Membuat tempe itu gampang. Semua syarat makanan yang baik untuk tubuh itu ada di tempe. Jadi harusnya kita lebih bangga dengan mengonsumsi, jangan merasa rendah," kata Suliantari.

Marselus pun berharap, kehadiran Taro Tempe bisa menambah daftar camilan praktis dan menyehatkan bagi para keluarga di Indonesia.

"Karena kandungan protein itu lebih mudah dicerna, jadi memberikan efek lebih kenyang. Ini salah satu fungsi konsumsen kami merasakan saat makan Taro Tempe," ujar dia.

Baca juga:


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com