Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 26/07/2022, 08:14 WIB
Lea Lyliana

Penulis

KOMPAS.com - Beberapa waktu belakangan, natto menjadi semakin populer karena tantangan di TikTok. 

Natto adalah fermentasi kedelai khas Jepang yang biasa dinikmati sebagai menu sarapan. Penyajiannya biasanya dengan nasi, miso sup, dan potongan daun bawang. 

Bagi yang tidak terbiasa menyantap natto, mungkin kurang suka dengan rasa dan bau khas. Sebab hidangan ini berlendir dan aromanya cukup menyengat. 

Lantas, apa yang membuat natto berlendir dan aromanya khas? Berikut penjelasan ringkasnya.

Baca juga:

Natto berlendir dan menyengat karena proses fermentasi

Natto berlendir dan menyengat karena proses fermentasi.WIKIMEDIA/Kinchan1 Natto berlendir dan menyengat karena proses fermentasi.

Dilansir dari BBC, natto memiliki bau seperti amonia dengan tekstur yang tampak berlendir. 

Menurut sebuah survei yang dilakukan oleh Nifty atau penyedia layanan internet di Jepang pada 2017 ada sekitar 62 orang yang menyukai natto.

Sisanya atau sekitar 13 persen tidak menyukainya natto karena rasanya. Walau begitu tetap ada yang mengonsumsinya dengan alasan kesehatan. 

Dikutip dari Live Japan, natto difermentasi dengan menambahkan bakteri Bacillus subtilis pada kedelai rebus. 

Bakteri tersebut mampu memecah protein menjadi komponen seperti asam glutamat yang ada di rumput laut. Komponen ini juga menjadi pembentuk rasa umami alami pada hidangan. 

Asam glutamat yang berkembang lantas membuat kedelai rebus menjadi lengket dan berlendir. Semakin lama difermentasi natto akan makin berserat. 

Di samping itu, aroma natto menjadi menyengat karena proses fermentasinya. 

Bau natto cukup menyengat bagi beberapa orang. Walau begitu hidangan ini tetap menjadi salah satu menu sarapan favorit orang Jepang.

Baca juga:

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Foodplace (@my.foodplace)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com