Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/07/2022, 10:38 WIB
Yuharrani Aisyah

Penulis

KOMPAS.com - Akhir-akhir ini TikTok diramaikan dengan tantangan makan natto, makanan fermentasi kedelai khas Jepang.

Orang Jepang biasanya menyantap natto bersama nasi hangat dan kecap asin. Natto juga kerap dicampur dengan masakan lain.

Menurut siaran pers dari LPPOM MUI, Kamis (21/7/2022), natto terbuat dari biji kedelai yang dimasak.

Proses masak tersebut bertujuan untuk memudahkan spora bakteri melakukan penetrasi pada biji kedelai.

Kedelai yang sudah dimasak kemudian ditiriskan. Setelah itu diberi natto-kin, berisi bakteri yang didominasi Bacillus subtilis. Kedelai yang sudah diberi bakteri disimpan agar terjadi fermentasi.

Natto biasanya dikemas dalam wadah styrofoam kecil dilengkapi dengan bungkusan kecap asin dan mostar.

Baca juga:

Ilustrasi penyajian natto di Jepang. PIXABAY/ ???????? Ilustrasi penyajian natto di Jepang.

Natto halal atau tidak?

Beberapa orang mempertanyakan kehalalan makanan hasil fermentasi karena dianggap mengandung alkohol.

Namun, menurut LPPOM MUI, tidak semua proses fermentasi dapat menghasilkan produk sampingan berupa alkohol. 

Berdasarkan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 10 Tahun 2018 tentang Produk Makanan dan Minuman yang Mengandung Alkohol/Etanol menyebutkan bahwa produk makanan hasil fermentasi yang mengandung alkohol/etanol hukumnya halal, selama dalam prosesnya tidak menggunakan bahan haram dan apabila secara medis tidak membahayakan.

Ilustrasi natto, fermentasi kedelai ala Jepang. PIXABAY/ ohmorimutsuhiro Ilustrasi natto, fermentasi kedelai ala Jepang.

Lantas, apakah natto halal atau tidak?

Media untuk menumbuhkan bakteri Bacillus subtilis menjadi salah satu titik kritis kehalalan natto.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Manager Corporate Communication Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) Raafqi Ranasasmita, M.Biomed.

“Secara tradisional, bakteri diambil dari sisa produksi sebelumnya. Namun, pembuatannya bisa saja menggunakan media mikrobiologi. Titik kritis media mikrobiologi terletak pada sumber nitrogen, yang bisa berasal dari ekstrak daging, pepton hidrolisis daging, dan bahan lainnya,” jelas Raafqi.

Asal daging untuk media pembuatan bakteri tersebut perlu ditelusuri, apakah berasal dari hewan yang disembelih sesuai syariat Islam atau tidak.

Selain itu, perlu diperhatikan pula bumbu pelengkap masakan yang mengandung natto. Menggunakan minuman beralkohol atau kaldu daging yang tidak jelas kehalalannya, misalnya.

Pasalnya, beberapa masakan Jepang menggunakan sake dan mirin. 

Baca juga:

Apabila kamu ingin membeli natto, perhatikan kompoisi bahan secara cermat. Kamu pun dapat mengecek kehalalan produk natto secara online melalui situs www.halalmui.org atau aplikasi Halal MUI.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Foodplace (@my.foodplace)

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com