Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Masyarakat Amerika Serikat Pertahankan Budaya Kulinernya

Kompas.com - 16/11/2021, 11:17 WIB
Krisda Tiofani,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setiap negara memiliki kuliner khasnya masing-masing. Salah satunya adalah Amerika Serikat.

Menurut Chef asal Amerika Serikat, Chris Salan, kuliner khas Amerika umumnya menggunakan produk-produk lokal yang tumbuh di kawasan tersebut.

Produk lokal yang dikembangkan menjadi masakan tradisional oleh penduduk Amerika Serikat kemudian diwariskan secara turun temurun, dari generasi ke generasi.

Chris mengatakan, kuliner Amerika Serikat mulanya dipertahankan hanya dengan pembicaraan dari mulut ke mulut. Tanpa bantuan teknologi apapun.

"Apa yang harus kita ingat bahwa budaya kuliner itu disebarkan, diwariskan dengan berbagai cara," kata Chris dalam webinar "Pusaka Rasa Nusantara", Senin (15/11/2021).

Beberapa cara yang dilakukan oleh penduduk Amerika Serikat untuk mempertahankan masakan tradisionalnya adalah dengan melibatkan makanan pada acara keagamaan, seperti Natal dan Paskah.

"Saat itu orang bisa berjam-jam makan tanpa berhenti, lalu perayaan acara-acara budaya," kata Chris. 

Ia juga memberi contoh acara Thanksgiving  dan festival bir Octoberfest, yang umum dirayakan di banyak negara termasuk Amerika Seriakt. 

"Itu merupakan bagian dari budaya kuliner," jelasnya.

Selain itu, Chris mengatakan bahwa penduduk Amerika Serikat juga menggunakan makanan sebagai media pengobatan tradisional untuk mempertahankan budaya kulinernya.

Baca juga:

Hingga akhirnya, sekitar abad ke-16 hingga abad ke-17, Amerika Serikat mulai memiliki catatan resep mengenai masakan tradisionalnya.

Perkembangan zaman yang diikuti dengan majunya teknologi membuat masakan tradisional mulai dilestarikan melalui berbagai media termasuk karya seni.

Hidangan turki panggang khas Natal.Dok. Keraton at the Plaza Hidangan turki panggang khas Natal.

Seperti buku masak keluarga yang akhirnya bisa diwariskan dalam bentuk fisik untuk generasi berikutnya.

"Saya bukan seorang peneliti tetapi yang menarik adalah sepertinya pada abad ke-15 hingga abad ke-16 tersebut ada perubahan tentang bagaimana cara orang memandang makanan," jelas Chris.

"Bukan hanya sebagai untuk obat atau pangan saja tetapi juga sebagai juga untuk merayakan dan menghibur," pungkasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com